Dikutip dari Live Science, Kamis (31/8/2023), stroke adalah penyebab kematian nomor lima di Amerika Serikat dan terjadi ketika aliran darah ke otak terputus, membuat jaringan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian.
Faktor-faktor risiko termasuk memiliki tekanan darah tinggi, obesitas, merokok dan gaya hidup yang tidak aktif.
Dalam kasus ini, wanita tersebut memiliki riwayat merokok sebungkus rokok sehari selama 10 tahun, dan dia memiliki tekanan darah tinggi yang tidak diobati.
Dokter tidak dapat menemukan sumber pasti dari stroke wanita tersebut, meskipun mereka menduga hal itu disebabkan oleh emboli, di mana arteri tersumbat oleh gumpalan darah yang berpindah dari bagian tubuh lain.
Mereka meresepkan obat untuk mengendalikan sakit kepala pascastroke dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung, dan statusnya dilacak melalui janji temu terapi fisik.
Selama bulan berikutnya, wanita tersebut tidak melaporkan adanya gejala stroke baru dan mengatakan bahwa ia telah berhenti merokok. Namun, koordinasinya memburuk.
Pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada otaknya tidak menunjukkan adanya bukti adanya stroke lain, tetapi enam bulan kemudian, pemindaian pada kepala dan lehernya menunjukkan adanya tonjolan pada dinding arteri yang menyuplai sisi kanan otak kecilnya.
Menurut dokter, arteri tersebut belum pecah, tetapi perlu dipantau secara ketat.
Baca juga: Profil Benjo, Mantan Personel Teamlo yang Meninggal Dunia Usai Terkena Stroke
Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya tentang orang-orang yang mengalami stroke di rollercoaster dan wahana taman hiburan lainnya, penulis laporan mengatakan, hiperekstensi leher dan robeknya pembuluh darah dapat menyebabkan stroke yang disebabkan oleh wahana.
Wahana biasanya menampilkan peringatan kesehatan, misalnya, untuk orang dengan tekanan darah tinggi, kondisi jantung tertentu, dan mereka yang sedang hamil.
Namun, jarang sekali ada tanda-tanda yang menyoroti potensi risiko neurologis, tulis mereka.
"Penyedia layanan kesehatan harus waspada dalam mengidentifikasi dan mengelola kasus-kasus ini, dan penelitian lebih lanjut tentang faktor risiko spesifik pada individu muda sangat penting untuk meningkatkan tindakan pencegahan dan keselamatan di taman hiburan," tulis penelitian tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.