Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Transaksi m-Banking Menggunakan WiFi Publik Berisiko Alami Pencurian Data? Ini Kata Pakar

Kompas.com - 22/08/2023, 12:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Untuk alasan itulah, ia menyarankan supaya pengguna lebih baik menggunakan Virtual Private Network (VPN) ketika terpaksa terkoneksi dengan WiFi publik, khususnya ketika melakukan transaksi penting.

"Meskipun sebenarnya internet banking, Gmail, dan Facebook sudah diamankan dengan enkripsi, akan tetapi tidak ada salahnya bersifat paranoid. Kalau bisa hindari WiFi yang tidak dikenal dan connect dari jaringan seluler saja," jelas dia.

"Kalau untuk browsing dan baca berita saja harusnya masih oke. Tapi kalau transaksi penting sebaiknya hindari," pungkasnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja WiFi?

Ancaman bahaya dari fasilitas publik

Sementara itu, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha juga membenarkan bahwa m-Banking yang diakses menggunakan WiFi publik dapat berisiko mengalami pencurian data.

"Karena kurangnya literasi digital terutama dalam bidang keamanan siber menyebabkan orang dengan mudah menggunakan fasilitas WiFi di ruang publik tersebut. Disayangkan banyak pihak yang mencoba memanfaatkan kebutuhan internet tersebut dengan memasang berbagai tools dan aplikasi di belakang akses WiFi publik tersebut," ujarnya terpisah. 

Ia mengungkapkan, meskipun menawarkan fasilitas internet yang dapat dinikmati secara gratis, WiFi publik juga memiliki ancaman bagi penggunanya.

Salah satunya adalah pengalihan lalu lintas internet, di mana peretas dapat mengarahkan lalu lintas internet pengguna melalui server yang mereka kontrol. Sehingga ini memungkinkan mereka memantau aktivitas online atau menyisipkan iklan berbahaya.

"Pengalihan lalu lintas internet tersebut juga akan menyebabkan pencurian identitas karena mereka dapat mencuri data pribadi pengguna yang terhubung ke jaringan tersebut, seperti informasi login, password, atau data keuangan seperti informasi kartu kredit atau rekening bank," ungkap Pratama.

Selain itu, peretas juga bisa memanfaatkan akses WiFi gratis tersebut untuk penyebaran malware atau virus ke perangkat yang terhubung.

Di sisi lain, kata Pratama, peretas juga bisa melakukan penyadapan serta serangan Man-in-the-Middle karena dengan memiliki kendali atas jaringan.

"Mereka dapat melakukan serangan Man-in-the-Middle untuk mencuri atau memanipulasi data yang dikirimkan antara pengguna dan server," tambahnya.

Baca juga: Waspadai Pencurian Data KTP untuk Pinjaman Online, Berikut Cara Melindunginya

Bisa menguras saldo rekening

Pratama mengungkapkan, dengan melakukan berbagai metode tersebut, peretas bisa menguras isi rekening bank serta dompet digital jika peretas berhasil menyisipkan malware ke dalam perangkat pengguna WiFi di ruang publik tersebut.

"Ini seperti halnya jika kita terkecoh dengan malware berkedok laporan kurir atau undangan pernikahan," ucap dia.

Ia mengimbau, meskipun menawarkan fasilitas yang bisa dinikmati secara gratis, namun ada baiknya menghindari menggunakan akses WiFi di ruang publik, terutama jika kita akan melakukan transaksi finansial dan perbankan serta aktifitas yang memerlukan login di web.

"Jika memang kita terpaksa memanfaatkan fasilitas WiFi publik tersebut, kita bisa menggunakan VPN untuk menambah layer pengamanan digital dari perangkat kita," jelasnya.

Baca juga: Add Yours Instagram dan Risiko Pencurian Data Pribadi

Tips agar data tidak dicuri saat mengakses aplikasi

Lebih lanjut, Pratama memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengamankan perangkat serta data pribadi dari pencurian data, seperti berikut ini:

  1. Selalu menginstal aplikasi dari sumber resmi seperti Google Play Store atau App Store
  2. Perbarui sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak lainnya dengan patch keamanan terbaru.
  3. Kemudian pasang dan perbarui perangkat lunak keamanan yang kuat seperti antivirus serta antimalware yang akan mengingatkan pengguna terhadap aplikasi berbahaya atau link phising
  4. Jangan klik tautan atau membuka lampiran dari email atau pesan yang mencurigakan dan dari sumber yang tidak dikenal atau berisi permintaan yang tidak biasa
  5. Buat salinan data penting anda secara teratur dan simpan salinan tersebut di tempat yang terpisah.
  6. Anda juga perlu untuk meningkatkan kesadaran tentang ancaman dan cara mengidentifikasi serangan siber
  7. Hindari mengunjungi situs web yang mencurigakan atau tidak terpercaya terutama yang berisi konten ilegal atau berbahaya
  8. Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk akun-akun online Anda
  9. Manfaatkan fitur Two Factor Authentication di mana pun memungkinkan.

"Kita juga perlu secara berkala melakukan pergantian password dan tidak sembarangan menghubungkan perangkat kita ke akses WiFi gratisan serta menggunakan layanan pengisian daya gratis," pungkasnya.

Baca juga: Apakah WiFi Bisa Menembus Dinding?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com