Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat di Inggris Dinyatakan Bersalah Lakukan Pembunuhan Berantai 7 Bayi, Ini Kronologinya

Kompas.com - 19/08/2023, 19:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perawat di Inggris bernama Lucy Letby (33) dinyatakan bersalah atas pembunuhan berantai tujuh bayi di rumah sakit tempat ia bekerja.

Dikutip dari BBC, Jumat (18/8/2023), pembunuhan yang terjadi di unit atau bangsal neonatal itu menjadi pembunuhan berantai anak paling mengerikan di Inggris, di zaman modern saat ini.

Ia ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan pada 8 Agustus 2023 lalu setelah penyelidikan selama dua tahun oleh kepolisian.

Persidangan atas kasus pembuhan berantai itu dimulai pada Oktober 2022 dengan jaksa yang menyatakan bahwa Letby seorang yang perhitungan dan licik.

Sehingga, sidang berlangsung selama lebih dari 10 bulan dan diyakini sebagai sidang pembunuhan terpanjang di Inggris.

Selain membunuh tujuh bayi, Letby juga sempat melakukan percobaan pembunuhan kepada enam bayi lainnya.

Baca juga: 5 Pembunuh Berantai Paling Kejam di Muka Bumi

Dilakukan secara diam-diam

Dilansir dari CNN, Jumat (18/8/2023), Letby secara diam-diam mencoba membunuh 13 bayi tersebut ketika ia seharusnya bertugas untuk merawatnya,

Ia melakukan aksinya di bangsal neonatal RS Countess of Chester, Inggris antara 2015 dan 2016.

Jaksa penuntut dalam sidang tersebut mengatakan, Letby membunuh bayi-bayi sekaligus menipu rekan-rekannya agar percaya bahwa ada penyebab kematian yang wajar.

Perwakilan Crown Prosecution Service (CPS) Pascale Jones mengatakan, tindakan Letby itu sebagai pengkhianatan total atas kepercayaan yang diberikan padanya.

Keluarga korban mengatakan, mereka mungkin tidak pernah benar-benar tahu mengapa hal tersebut terjadi.

“Kehilangan bayi adalah pengalaman yang memilukan yang tidak harus dialami oleh orangtua," terang pernyataan bersama.

Baca juga: 5 Pembunuh Berantai Terkejam asal Jepang

Awal mula penyelidikan

Pada tahun-tahun tersebut, para dokter di rumah sakit tersebut mulai memperhatikan terjadinya peningkatan tajam terhadap jumlah bayi yang meninggal atau tiba-tiba pingsan.

Namun, kekhawatiran itu awalnya diabaikan oleh manajemen rumah sakit.

Pada bulan September 2016, Letby mengajukan keluhan terhadap pihak rumah sakit karena dipindah dari bangsal neonatal dan dikembalikan ke tugas administrasi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com