Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Wakil Kepala Sekolah di Maluku Dirundung Siswa, Kunci Motor Diambil dan Disoraki

Kompas.com - 18/08/2023, 18:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa bullying atau perundungan menimpa guru yang juga Wakil Kepala SMA Negeri 15 Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Maryam Latarissa.

Kunci motornya diambil dan ia juga disoraki oleh sekumpulan siswa ketika dirinya sudah mengenakan helm.

Peristiwa Maryam di-bully oleh siswanya sendiri diketahui warganet setelah video yang memperlihatkan sosoknya dikerumuni siswa viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, Maryam tampak berusaha mengambil kunci yang diambil oleh siswanya.

Terdengar pula sorakan sekumpulan siswa yang melihat gurunya tidak bisa pulang.

"Seng (tidak) bisa pulang. Seng bisa pulang. Seng bisa pulang," teriak para siswa.

Lantas, bagaimana awal mula Maryam dirundung oleh siswanya?

Baca juga: Mengapa Banyak Kasus Bullying Terjadi di Korsel?

Kronologi wakil kepala sekolah dirundung siswa

Peristiwa Maryam dirundung siswanya terjadi di area parkir SMA Negeri 15 Maluku Tengah pada Senin (14/8/2023).

Pada saat itu, siswa sedang menggelar unjuk rasa terkait sejumlah kebijakan sekolah yang dinilai tidak melibatkan siswa.

Tuntutan yang dikemukakan, seperti penunjukan Ketua OSIS yang dinilai tidak melibatkan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) dan pengangkatan Ketua Gugus Depan (Gudep) Pramuka.

Siswa juga menggelar unjuk rasa di halaman depan kantor sekolah di Kelurahan Letwaru, Kota Masohi.

Menurut salah satu pengurus OSIS berinisial TJ, siswa menolak wakil kepala sekolah (wakasek) yang baru karena dinilai membuat aturan sepihak.

"Kami menolak wakasek baru karena wakasek buat aturan sepihak," ujar TJ, dikutip dari Kompas.com, Jumat (18/6/2023).

Baca juga: 9 Cara Mencegah Bullying, Apa Saja?

Maryam maafkan siswanya

Walau dirundung, Maryam mengaku sudah memaafkan perbuatan siswanya pada Senin lalu.

Ia mengatakan, siswa seperti anak-anaknya sendiri. Maryam juga menilai perundungan yang ia alami sebagai cobaan baginya dan untuk dunia pendidikan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com