Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Banyak Makan Ikan Menaikkan Risiko Kanker?

Kompas.com - 15/08/2023, 15:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Salah satu keterbatasan tersebut karena jenis studi yang digunakan, yakni observasi.

Studi observasi seperti ini dapat mendeteksi kemungkinan hubungan antara pola makan dan kanker, tetapi tidak dapat membuktikannya.

Selain itu, keterbatasan kedua yakni ketergantungan data survei yang dilaporkan sendiri oleh orang-orang atau partisipan yang diteliti.

Partisipan melaporkan sendiri berapa porsi ikan yang mereka makan setiap minggu, sehingga mungkin tidak akurat.

Baca juga: Jenis Ikan yang Aman Dikonsumsi Penderita Stroke, Apa Saja?

Peneliti juga berasumsi bahwa konsumsi ikan yang dilaporkan pada survei awal bertahan selama 15 tahun, namun mungkin tidak demikian atau tidak selalu mengonsumsi ikan.

Kontaminan atau zat seperti merkuri atau arsenik yang mengontaminasi ikan diketahui juga dapat memengaruhi peningkatan risiko melanoma. Namun, studi ini tidak mencatat kontaminan tersebut.

Keterbatasan itu juga dipengaruhi oleh faktor risiko melanoma itu sendiri, seperti paparan sinar Matahari yang bervariasi tergantung di mana partisipan tinggal.

Analisis memang memperhitungkan beberapa faktor kunci, namun studi tersebut tidak mengumpulkan informasi tentang paparan sinar Matahari, sengatan Matahari di masa lalu, atau penggunaan tabir surya, yang semuanya penting terkait risiko melanoma.

Peneliti juga tidak membahas tentang jenis kulit atau jumlah tahi lalat yang juga dapat memengaruhi tingkat risiko terkena melanoma.

Studi ini juga memiliki keterbatasan terkait keragaman dari partisipannya, di mana 90 persen partisipan adalah kulit putih.

Sehingga, tidak jelas apakah temuan tersebut berlaku secara luas untuk orang-orang dalam kelompok ras dan etnis yang berbeda.

Baca juga: 4 Jenis Ikan Ini Disebut Kaya Akan Kolesterol Jahat, Benarkah?

Tidak bisa dijadikan acuan

Namun, bahkan jika ikan dipastikan sebagai penyumbang risiko melanoma, efek positif lain dari konsumsi ikan (seperti manfaat kardiovaskular) mungkin jauh lebih besar daripada risiko ini.

Para peneliti yang bertanggung jawab atas studi ini tidak merekomendasikan perubahan dalam jumlah konsumsi ikan.

Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan, dengan menyelidiki jenis ikan yang bisa memengaruhi risiko melanoma dan menentukan kontaminan tertentu.

Membatasi paparan sinar Matahari dan menggunakan tabir surya kemungkinan besar akan berdampak lebih besar pada kesehatan kulit dan kesehatan secara keseluruhan daripada menghindari makanan laut.

Baca juga: Viral, Unggahan Ikan Mirip dengan Karakter Flats di SpongeBob, Benarkah Ada?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com