Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ayya, Wakil Indonesia di Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan...

Kompas.com - 07/08/2023, 08:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Jadi lebih baik jangan tempatkan diri di tenda. Udara di tenda enggak bisa keluar," tambah dia.

Karena itu, para peserta memilih berteduh di atap tenda yang didirikan penyelenggara. Di sana, para peserta dapat mengobrol dan masak bersama.

Baca juga: Polemik Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, Fasilitas Kurang Memadai, Ratusan Anak Jatuh Sakit, Peserta Ditarik

Area kemah becek

Lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan [Dok. Herzaky Mahendra Putra]Dok. Herzaky Mahendra Putra Lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan [Dok. Herzaky Mahendra Putra]
Menurut Ayya, Saemangeum sempat dilanda hujan deras sebelum para peserta tiba di lokasi perkemahan. Hujan tersebut membuat air hujan menggenang dan tanah menjadi becek.

Ia menjelaskan, lokasi perkemahan tersebut awalnya laut yang dikeringkan menjadi daratan. Karena itu, tanahnya menjadi lembek dan berlumpur saat basah.

"(Kita sampai saat) tanahnya masih dalam keadaan basah. Jadi kita bawa koper ke sini itu berat di atas tanah basah," tambahnya.

Meski begitu, Ayya menyebutkan hujan tidak pernah turun beberapa hari belakangan. Ini membuat tanah di area jambore menjadi kering.

Sayangnya, mobil yang lewat di area perkemahan saat tanahnya masih basah meninggalkan bekas ban. Ketika tanah mengering seperti sekarang, bekas ban itu membuat jalan menjadi tidak rata.

Baca juga: Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dilanda Panas Ekstrem, Orangtua Peserta Beberkan Kondisinya

Sempat sulit beradaptasi

Ayya mengakui dirinya sempat merasa khawatir di hari-hari pertamanya berada di perkemahan. Ada juga peserta yang menangis dan minta pulang.

"Waktu hari pertama aku tinggal di tenda dengan banyaknya kekurangan, aku selalu mikir, emang aku bisa ya bertahan hidup di sini. Apalagi kami harus tinggal di sini sampai 14 hari," ujar dia.

Meski begitu, ia menyadari sebagai anak Pramuka harus mencoba beradaptasi dengan kekurangan di sekelilingnya.

Keyakinan ini membuatnya terus belajar dari kekurangan yang dirasakan. Ayya juga membangun kerja sama dengan tim Indonesia.

Jika ada yang kelaparan, mereka akan saling berbagi makanan. Ketika ada yang kehabisan baterai di ponselnya, mereka saling meminjamkan bank daya.

Tidak hanya dengan sesama orang Indonesia, ia juga belajar berinteraksi dan minta bantuan kepada orang asing dari luar negeri.

Baca juga: Saat Cuaca Panas Ekstrem Landa Jambore Pramuka Dunia di Korsel...

Fasilitas jambore

Cuaca panas dan gersang di lokasi Jambore Pramuka Dunia 2023.Dok. Herzaky Mahendra Putra Cuaca panas dan gersang di lokasi Jambore Pramuka Dunia 2023.
Terkait kondisi kesehatan di sana, Ayya mengaku tidak mengetahui adanya anggota kontingen Indonesia yang sampai dilarikan ke rumah sakit. Meski begitu, ada peserta yang terkilir.

Menurut dia, unitnya tidak kekurangan makanan. Mereka masih bisa membeli ke convenient store yang disediakan penyelenggara. Namun, lokasinya agak jauh dan harus mengantre di bawah udara panas.

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Cara Melihat Skor UTBK SNBT 2024 | Benarkah Bahasa Jawa Asli adalah Bahasa 'Ngapak'?

[POPULER TREN] Cara Melihat Skor UTBK SNBT 2024 | Benarkah Bahasa Jawa Asli adalah Bahasa "Ngapak"?

Tren
Duduk Perkara Sekuriti GBK Ribut dengan Fotografer, Apa Penyebabnya?

Duduk Perkara Sekuriti GBK Ribut dengan Fotografer, Apa Penyebabnya?

Tren
Viral, Video Ibu di Depok Paksa Minta Uang Rp 1 Juta dan Mengaku Malaikat, Ini Kata Polisi

Viral, Video Ibu di Depok Paksa Minta Uang Rp 1 Juta dan Mengaku Malaikat, Ini Kata Polisi

Tren
Cerita Widi Jadi Petugas Call Center Haji Kerajaan Arab Saudi, Terjemahkan Pertanyaan Jemaah

Cerita Widi Jadi Petugas Call Center Haji Kerajaan Arab Saudi, Terjemahkan Pertanyaan Jemaah

Tren
Tak Lolos UTBK SNBT 2024, Apa yang Perlu Dilakukan?

Tak Lolos UTBK SNBT 2024, Apa yang Perlu Dilakukan?

Tren
Lolos UTBK SNBT 2024, Ini Biaya Kuliah ITS, UB, UNS

Lolos UTBK SNBT 2024, Ini Biaya Kuliah ITS, UB, UNS

Tren
Berapa Banyak Galaksi di Alam Semesta? Berikut Cara Para Ilmuwan Memperkirakannya

Berapa Banyak Galaksi di Alam Semesta? Berikut Cara Para Ilmuwan Memperkirakannya

Tren
Kronologi Harun Masiku, Buron Usai Suap Komisioner KPU, 4 Tahun Belum Tertangkap

Kronologi Harun Masiku, Buron Usai Suap Komisioner KPU, 4 Tahun Belum Tertangkap

Tren
Pebasket Legendaris Jerry West yang Jadi Inspirasi Logo NBA Meninggal Dunia

Pebasket Legendaris Jerry West yang Jadi Inspirasi Logo NBA Meninggal Dunia

Tren
Bisa Tak Bergejala, Ini Ciri-ciri Kanker Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Bisa Tak Bergejala, Ini Ciri-ciri Kanker Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Tren
Hizbullah Tembak 200 Roket ke Israel, Balas Kematian Komandannya

Hizbullah Tembak 200 Roket ke Israel, Balas Kematian Komandannya

Tren
2 Kelompok yang Dapat Tiket Jakarta Fair 2024 Gratis, Berikut Cara dan Syaratnya

2 Kelompok yang Dapat Tiket Jakarta Fair 2024 Gratis, Berikut Cara dan Syaratnya

Tren
Daftar Formasi CPNS Kemenkumham 2024, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Daftar Formasi CPNS Kemenkumham 2024, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Tren
Kaesang Larang Grace Natalie Aktif di PSI Usai Jadi Komisaris MIND ID, Kenapa?

Kaesang Larang Grace Natalie Aktif di PSI Usai Jadi Komisaris MIND ID, Kenapa?

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh jika Makan Pisang Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh jika Makan Pisang Setiap Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com