Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 37 Tahun Hilang, Jasad Pendaki Ditemukan di Gletser Swiss yang Mencair

Kompas.com - 31/07/2023, 17:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sisa-sisa jasad pendaki asal Jerman yang hilang 37 tahun lalu ditemukan di gletser yang mencair di Pegunungan Alpen Swiss.

Jasad tersebut ditemukan oleh dua pendaki pada 12 Juli 2023 saat mereka hendak mendaki di sepanjang Gletser Thondul di Zermatt, Valais, Swiss selatan.

Dalam penemuan jasad di gletser yang mencair itu, turut ditemukan sepatu hiking dan crampon, serta alat traksi berduri pada sepatu yang kemudian diidentifikasi sebagai milik pendaki Jerman tersebut.

Sisa-sisa jasad yang ditemukan tersebut kemudian dikirim ke unit kedokteran forensik di Rumah Sakit Valais di kota terdekat, Sion.

Setelah itu, dilakukan analisis DNA dan dikonfrimasi bahwa jasad tersebut adalah seorang pendaki berusia 38 tahun yang hilang di gunung tersebut pada 1986.

"Analisis DNA memungkinkan identifikasi seorang pendaki gunung yang hilang sejak 1986," kata polisi dari kantor Valais dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.

“Pada bulan September 1986, seorang pendaki Jerman, yang saat itu berusia 38 tahun, dilaporkan hilang setelah tidak kembali dari pendakian,” tambahnya.

Kendati demikian, polisi tidak memberikan informasi tambahan tentang identitas pendaki atau keadaan kematiannya. Namun, polisi menerbitkan gambar situs penemuan, menunjukkan satu sepatu bot hiking dengan tali merah mencuat dari salju.

Baca juga: Gletser Tertua Berumur 2,9 Miliar Tahun Ditemukan Tersembunyi di Bawah Ladang Emas Afrika Selatan

Banyak jasad yang ditemukan saat gletser mencair

Setidaknya ada 300 orang yang hilang saat mendaki Pegunungan Alpen pada beberapa tahun terakhir dan beberapa jasadnya ditemukan saat gletser menyusut akibat krisis iklim.

"Gletser yang surut semakin banyak membawa pendaki gunung yang dilaporkan hilang beberapa dekade yang lalu," kata pernyataan polisi, dilansir dari Live Science.

Selain itu, ini juga bukan pertama kalinya mayat muncul dari kuburan glasial yang telah lama tertimbun di Pegunungan Alpen.

Sembilan tahun lalu, sisa-sisa dua tentara Austria yang tewas selama perang dunia pertama ditemukan di Pegunungan Alpen Italia dekat kota resor ski kecil Peio.

Pada 2017, dua mayat ditemukan di gletser Tsanfleuron di Pegunungan Alpen Barat yang kemungkinan besar sudah ada di sana sejak 1942.

Tahun lalu, para pendaki gunung menemukan puing-puing dan beberapa mayat dari kecelakaan pesawat 1968 di gletser Chessjen di Valais.

Selain mayat manusia, artefak kuno juga muncul dari es yang mencair di seluruh Eropa, termasuk sandal dari Zaman Besi dan sepatu berusia 3.000 tahun. Barang-barang itu ditemukan di bagian es yang mencair di pegunungan di Norwegia.

Halaman:

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com