Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kasus Obesitas Berujung Kematian, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 20/07/2023, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Menurutnya, faktor-faktor tersebut jika tidak segera diawasi dan diatasi, berbahaya bagi penderita yang kemudian sebabkan kematian.

Baca juga: Separuh Penduduk Dunia Diprediksi Mengalami Obesitas pada 2035

Faktor risiko obesitas

Beberapa faktor dapat meningkatkan seseorang berisiko tinggi mengalami obesitas.

Berikut faktor obesitas dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes):

1. Genetik

Anak dari orang tua yang mengalami kegemukan lebih berisiko obesitas dibanding anak dengan orang tua yang memiliki berat badan ideal.

Ini merupakan faktor risiko utama obesitas karena gen akan memberikan intruksi tubuh untuk merespon lingkungannya.

2. Usia

Usia diketahui juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas karena perubahan hormon yang terjadi.

Semakin tua, hormon dalam tubuh akan semakin berkurang performanya sehingga jika tidak diimbangi dengan pola makan sesuai umurnya, maka dapat menyebabkan obesitas.

Baca juga: Benarkah Merokok Menyebabkan Obesitas?

3. Pola makan tidak sehat

Pola makan yang tidak sehat dapat menjadi faktor yang menyebabkan seseorang mengalami obesitas.

Hal itu karena jumlah asupan kalori ke tubuh memiliki dampak secara langsung terhadap berat badan.

Adapun pemilihan makanan dan kebiasaan makan yang meningkatkan faktor risiko obesitas, seperti:

  • Kurang mengonsumsi buah dan sayur
  • Mengonsumsi makanan berlemak yang berlebih
  • Mengonsumsi minuman manis atau berkalori tinggi
  • Sering melewatkan sarapan
  • Porsi makan yang berlebihan
  • Sering mengonsumsi makanan cepat saji.

4. Jarang berolahraga

Peningkatan risiko obesitas juga dapat dipengaruhi jika seseorang tidak banyak bergerak atau berolahraga secara rutin.

Hal itu karena kurang bergerak dapat menurunkan kecepatan metabolisme sehingga kalori akan menumpuk di dalam tubuh.

5. Penyakit dan obat tertentu

Penyakit tertentu diketahui dapat meningkatkan seseorang berisiko terkena obesitas, salah satunya yakni sindrom ovarium polikistik.

Sementara itu, penggunaan obat tertentu ternyata juga bisa memicu peningkatan berat badan secara berlebih karena bahan kimia yang dikandungnya.

Baca juga: 5 Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan bagi Penderita Obesitas Turunan

Pencegahan obesitas

Ada banyak penyebab yang bisa mendasari kenapa kita bisa obesitas. Namun, utamanya adalah jumlah kalori yang Anda makan lebih banyak dari pada yang Anda bakar melalui aktivitas harian dan olahraga.iStockphoto/Nattakorn Maneerat Ada banyak penyebab yang bisa mendasari kenapa kita bisa obesitas. Namun, utamanya adalah jumlah kalori yang Anda makan lebih banyak dari pada yang Anda bakar melalui aktivitas harian dan olahraga.

Berikut ini adalah cara mencegah obesitas yaitu :

  • Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari.
  • Konsumsi gula, garam, dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5 (konsumsi Gula maksimal empat sendok makan atau 50 gram per hari, konsumsi Garam maksimal satu sendok teh atau dua gram per hari, konsumsi Lemak maksimal lima sendok makan atau 67 gram per hari).
  • Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan rumah, dan berolahraga, upayakan dilakukan secara BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur).
  • Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko dengan mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisaran 18-23 kg/m2.

Baca juga: Bukan Susu Kental Manis, Kemenkes Ungkap Faktor Pemicu Obesitas pada Bayi Kenzi

Tips mengatasi obesitas

Masih dari laman yang sama, berikut tips untuk mengatasi obesitas:

  • Konsumsi sayur dan buah minimal lima porsi setiap harinya
  • Membatasi tidur yang berlebihan
  • Meningkatkan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Lakukan secara teratur tiga sampai lima kali per minggu dan kemudian lakukan penyesuaian setelah beberapa minggu
  • Membatasi aktivitas seperti menonton televisi, bermain komputer, dan games
  • Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih.

Baca juga: Tabel Berat Badan Ideal Pria dan Wanita yang Direkomendasikan Kemenkes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Bingungnya Keluarga Vina, Dulu Minim Saksi, Kini Banyak Bermunculan

Tren
Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Profil Gudfan Arif, Bendahara Umum PBNU yang Bakal Pimpin Perusahaan Tambang NU

Tren
Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Media Asing Soroti Jejak Wanita Penjaga Hutan di Aceh, Pakai Keramahan untuk Cegah Deforestasi

Tren
Sidang Isbat Idul Adha 2024: Link, Susunan Acara, dan Lokasi Pemantauan Hilal

Sidang Isbat Idul Adha 2024: Link, Susunan Acara, dan Lokasi Pemantauan Hilal

Tren
Arab Saudi Umumkan Idul Adha 16 Juni 2024, Indonesia Kapan?

Arab Saudi Umumkan Idul Adha 16 Juni 2024, Indonesia Kapan?

Tren
Cara Daftar Program Rehab BPJS Kesehatan, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Program Rehab BPJS Kesehatan, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Media Asing Soroti Kekalahan Beruntun Indonesia atas Irak

Media Asing Soroti Kekalahan Beruntun Indonesia atas Irak

Tren
LINK Live Streaming Sidang Isbat Idul Adha 2024

LINK Live Streaming Sidang Isbat Idul Adha 2024

Tren
Jadi Ormas Pertama, Ini Alasan PBNU Ajukan Izin Kelola Tambang ke Pemerintah

Jadi Ormas Pertama, Ini Alasan PBNU Ajukan Izin Kelola Tambang ke Pemerintah

Tren
'Cybertyping': Munculnya Julukan 'The Nuruls' hingga 'Jamet Kuproy' di Medsos

"Cybertyping": Munculnya Julukan "The Nuruls" hingga "Jamet Kuproy" di Medsos

Tren
Kalah dari Irak, Ini 3 Skenario Indonesia Lolos ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kalah dari Irak, Ini 3 Skenario Indonesia Lolos ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Terlihat Biru di Siang Hari, Mengapa Langit Menjadi Merah atau Oranye Saat Senja?

Terlihat Biru di Siang Hari, Mengapa Langit Menjadi Merah atau Oranye Saat Senja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com