KOMPAS.com - Christopher Nolan baru saja memutar perdana film terbarunya yang berjudul Oppenheimer di Inggris, Kamis (13/7/2023).
Film berdurasi tiga jam ini menampilkan kisah penemu bom atom, J. Robert Oppenheimer yang diperankan oleh Cillian Murphy.
Film Oppenheimer akan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 19 Juli 2023.
Lantas, siapa itu J. Robert Oppenheimer?
Baca juga: Dari Tombak hingga Nuklir, Ini 5 Senjata Paling Mematikan dalam Sejarah
Julius Robert Oppenheimer lahir pada 22 April 1904 di New York, AS dan meninggal dunia pada 18 Februari 1967 di Princeton, New Jersey.
Ia merupakan anak dari pasangan Julius S. Oppenheimer, seorang pedagang tekstil Jerman yang kaya dan Ella Friedman seorang seniman keturunan Yahudi.
Dilansir dari Atomic Archive, Oppenheimer belajar di Universitas Harvard pada 1922, sebagai ahli kimia. Namun, ia justru tertarik pada fisika.
Ia kemudian melakukan penelitian terkait nuklir di Laboratorium Cavendish Universitas Cambridge. Ia juga belajar di Universitas Göttingen dan mendapatkan gelar Ph.D. pada usia 22 tahun.
Oppenheimer merupakan bapak pendiri sekolah fisika teoretis Amerika.
Ia melakukan berbagai penelitian penting terkait astrofisika, fisika nuklir, spektroskopi, dan teori medan kuantum. Ia juga merupakan orang pertama yang menulis makalah terkait lubang hitam atau black hole.
Pada tahun '40-an, Oppenheimer membangun laboratorium nuklir di Los Alamos, New Mexico.
Di sana, ia mempekerjakan 3.000 orang untuk membuat bom atom. Inilah yang menyebabkan dia dijuluki bapak bom atom dunia.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Atom Hiroshima 6 Agustus 1945, 140.000 Tewas
Pada akhir tahun '30-an, kelompok Nazi pimpinan Adolf Hitler semakin berkembang di Jerman. Bahkan, ilmuwan fisika seperti Albert Einstein, Leo Szilard, dan Eugene Wigner mulai dikerahkan untuk membuat bom nuklir.
Akhirnya pada Agustus 1942, Angkatan Darat AS memimpin Proyek Manhattan di mana para fisikawan AS dan Inggris mencari cara memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan militer.
Salah satu yang dilibatkan adalah Oppenheimer yang berhasil membuat ledakan bom nuklir pertama pada 16 Juli 1945 di Situs Trinity, New Mexico.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Bali 12 Oktober 2002, 202 Orang Tewas
Desain dan kondisi pengujian bom itu merupakan prototipe terciptanya bom atom Little Boy dan Fat Boy yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki Jepang pada 1945.
Namun, ia kemudian dituduh terlibat dengan Soviet karena berhubungan dengan beberapa teman dan kenalannya yang merupakan agen pemerintah Soviet.
Sidang keamanan pada 1954 menyatakan Oppenheimer tidak berkhianat, tetapi memutuskan bahwa dia tidak boleh memiliki akses ke rahasia militer serta kontraknya sebagai penasihat Komisi Energi Atom AS dibatalkan.
Oppenheimer menghabiskan akhir hidupnya sebagai ilmuwan sains dan meninggal karena kanker tenggorokan pada 1967.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Atom Dijatuhkan di Nagasaki, Tewaskan 80.000 Penduduk
Menurut SFGate, film ini dibuat berdasarkan buku pemenang Hadiah Pulitzer berjudul American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer karya Kai Bird dan Martin J. Sherwin yang terbit pada 2005.
Biografi Oppenheimer akan mengeksplorasi kehidupannya secara mendetail, mulai dari pendidikan hingga kontribusinya terhadap fisika dan bom atom.
Screen Rant menyebut Christopher Nolan dan timnya sengaja membuat beberapa adegan Oppenheimer direkam dalam teknologi IMAX hitam-putih.
Jika berhasil, Oppenheimer akan menjadi film pertama yang menggunakan format berwarna dan hitam-putih secara bersamaan.
Selain itu, Nolan juga dikabarkan membuat film ini dengan bom sungguhan dan tidak menggunakan teknologi CGI.
Film Oppenheimer akan tayang di bioskop Indonesia mulai 19 Juli 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.