Umumnya, kasus antraks yang dijumpai pada manusia adalah jenis antraks kulit. Selain itu, juga dapat menyerang saluran pencernaan dan pernapasan.
Adapun gejala yang muncul pada kulit seperti ruam, benjolan, dan kemerahan serta bagian tengahnya berwarna kehitaman yang disertai dengan rasa perih dan gatal.
Di sekitar kulit yang terinfeksi, umumnya juga terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Kebanyakan kasus, disertai juga dengan demam, rasa lemah, mual, dan muntah.
Adapun gejala yang muncul pada infeksi antraks melalui saluran pencernaan meliputi mual, muntah, diare yang kadan disertai darah.
Sementara itu, infeksi antraks melalui saluran pernapasan ditandai dengan rasa sakit atau radang pada tenggorokan, sesak pada bagian dada, dan kesulitan bernapas.
Baca juga: Apa Itu LSD yang Menyerang 455 Hewan Ternak di Semarang Jelang Idul Adha?
Penularan antraks terjadi melalui spora yang dihasilkan bakteri penyebab antraks. Spora ini dapat bertahan lama di berbagai kondisi lingkungannya.
Kemudian spora antraks ini dapat tertular melalui luka terbuka di kulit, menelan, atau menghirupnya.
Jika ternak yang terserang antraks dipotong, maka bakterinya akan membentuk spora dan menyebar kembali ke lingkungan.
Pada hewan ternak, antraks dapat diobati dengan melakukan pemberian antibiotik seperti penicillin, streptomycin, oxytetracycline, dan sulfonamide.
Sedangkan pada manusia, infeksi bakteri antraks dapat diobati dengan pemberian antibiotik seperti ciprofloxacin dan doxycycline, juga disertai antitoksin.
Ternak yang positif atau diduga terserang antraks harus diisolasi atau dipisahkan dari ternak lain. Ini sebaiknya dilakukan di tempat atau kendang hewan tersebut ditemukan sakit.
Ternak yang mati dengan positif atau diduga karena antraks, harus dimusnahkan dengan cara dibakar habis atau dikubur dengan kedalaman minimal dua meter.
Adapaun pencegahan antraks dapat dilakukan dengan vaksinasi setiap tahun pada daerah yang rawan atau tidak bebas antraks.
Pada daerah bebas antraks, tindakan pencegahan dilakukan berdasarkan pengawasan dan pengendalian masuk keluarnya ternak dengan disertai surveilans.
Baca juga: Berikut Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang Hewan Ternak
(Sumber: Kompas.com/Markus Yuwono | Editor: Ardi Priyatno Utomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.