Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Stunting, Gejala, Penyebab, dan Bagaimana Cara Mencegahnya

Kompas.com - 03/07/2023, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Dikutip dari laman Kemkes, pada tahun 2021 prevalensi anak dengan stunting di Indonesia sebanyak 24,4 persen.

Sementara pada tahun 2022, prevalensi stunting anak turun menjadi 21,6 persen.

Tahun 2024 nanti, Presiden Jokowi berharap prevalensi stunting bisa kembali turun. Ia menargetkan, stunting di Indonesia bisa turun hingga 14 persen.

“Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” ucap Jokowi.

Lantas, apa itu stunting yang saat ini menjadi perhatian serius pemerintah?

Baca juga: Penting! 5 Cara Mencegah Stunting pada Anak


Apa itu stunting?

Dikutip dari laman Buku Stunting Desa, stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang lain yang seusia.

Stunting termasuk dalam gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.

Sayangnya, stunting tak hanya menyebabkan masalah perkembangan dan pertumbuhan saja.

Dalam jangka panjang, stunting bisa memberikan dampak lain seperti penurunan prestasi belajar, masalah ekonomi, hingga munculnya beragam penyakit.

Dikutip dari laman BKKBN, stunting berbeda dengan stunted. Stunted berarti pendek, di mana hanya tinggi badan yang diukur.

Sedangkan stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak balita akibat dari kekurangan gizi saat mereka dalam kandungan hingga dilahirkan ke dunia.

Kondisi stunting mulai terlihat setelah bayi berusia 2 tahun. Adapun anak dengan stunting sudah pasti pendek (stunted), namun pendek belum tentu stunting.

Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Fokus Tangani Stunting dan Entaskan Kemiskinan

Gejala anak stunting

Anak stunting, biasanya akan menunjukkan sejumlah gejala yang bisa diamati orang tua. Berikut ini sejumlah ciri anak stunting:

  • Tanda pubertas terlambat
  • Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
  • Pertumbuhan gigi terlambat
  • Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam dan tak banyak melakukan eye contact
  • Pertumbuhan melambat
  • Wajah tampak lebih muda dari usianya.

Penyebab stunting

Stunting disebabkan oleh berbagai faktor. Umumnya, penyebab stunting memengaruhi kehidupan anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Berikut ini beberapa penyebab seorang anak mengalami stunting:

  • Faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita
  • Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan
  • Masih terbatasnya layanan kesehatan seperti pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, dan terbatasnya layanan Post Natal Care untuk pembelajaran dini yang berkualitas
  • Masih kuranngnya akses pada makanan bergizi
  • Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Baca juga: Awas Stunting! Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengukurnya pada Anak

Dampak stunting

Proses stunting terjadi ketika anak mengalami kekurangan gizi kronis. Generated by DALL.E AI Proses stunting terjadi ketika anak mengalami kekurangan gizi kronis.
Stunting tak hanya masalah tinggi badan, namun juga menimbulkan sejumlah dampak lain yakni:

  • Mudah sakit
  • Kemampuan kognitif berkurang
  • Saat tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan
  • Fungsi-fungsi tubuh tak seimbang
  • Mengakibatkan kerugian ekonomi
  • Postur tubuh tak maksimal saat dewasa.

Dalam jangka pendek, masalah stunting bisa menyebabkan beberapa gangguan berikut:

  • Terganggunya perkembangan otak
  • Terganggunya kecerdasan
  • Masalah pertumbuhan fisik
  • Gangguan metabolisme tubuh.

Selanjutnya dalam jangka panjang, stunting bisa menimbulkan masalah sebagai berikut:

  • Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar
  • Menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit
  • Risiko tinggi munculnya diabetes
  • Kegemukan
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah
  • Kanker
  • Stroke
  • Disabilitas pada usia tua.

Baca juga: Kasus Stunting Tinggi, Ini Dia Penyebab dan Cara Mengatasinya

Cara mencegah stunting

Guna mencegah stunting, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Berikut ini beberapa cara untuk mencegah stunting yakni:

  • Ibu hamil mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan
  • Pemberian makanan tambahan ibu hamil
  • Pemenuhan gizi
  • Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli
  • Inisiasi menyusui dini (IMD)
  • Berikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan
  • Berikan makanan pendamping ASI untuk bayi di atas 6 bulan hingga 2 tahun
  • Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin ASI
  • Pantau pertumbuhan balita di posyandu terdekat
  • Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca juga: Cegah Stunting dengan Konsumsi Telur... 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com