Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Wagner Group, Tentara Bayaran yang Kini Balik Menyerang Rusia

Kompas.com - 25/06/2023, 08:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Situasi di Rusia memanas setelah pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozin membelot dari Rusia.

Prigozhin bahkan mengeklaim pasukannya telah memasuki Rusia untuk menyingkirkan pimpinan tertinggi negara tersebut.

Hal ini disebut bermula dari pernyataan Prigozhin yang mengeklaim militer Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh sebagian besar anak buahnya.

Ia pun bersumpah untuk membalas dan menghancurkan militer Rusia, dikutip dari CNN.

Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?


Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Rusia-Ukraina Dimulai

Lantas, apa itu Wagner Group hingga disewa oleh Rusia?

Sejarah Wagner Group

Pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin menghadiri pemakaman Dmitry Menshikov, seorang kombatan dari grup Wagner yang tewas dalam operasi khusus di Ukraina, di pemakaman Beloostrovskoye di luar St Petersburg, Rusia, Sabtu (24/12/2022)AP PHOTO Pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin menghadiri pemakaman Dmitry Menshikov, seorang kombatan dari grup Wagner yang tewas dalam operasi khusus di Ukraina, di pemakaman Beloostrovskoye di luar St Petersburg, Rusia, Sabtu (24/12/2022)
Wagner Group (secara resmi disebut PMC Wagner) pertama kali diidentifikasi pada 2014, ketika mendukung pasukan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Pada saat itu, mereka adalah organisasi rahasia, beroperasi sebagian besar di Afrika dan Timur Tengah, dan diperkirakan hanya memiliki sekitar 5.000 tentara yang berasal dari veteran resimen elit Rusia.

Sejak itu, Wagner Group telah berkembang pesat.

"Wagner hampir pasti sekarang memimpin 50.000 pejuang di Ukraina dan telah menjadi komponen kunci dari kampanye Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris pada Januari 2023, dikutip dari BBC.

Baca juga: Mengapa Amerika Serikat Terlibat di Perang Rusia dan Ukraina?

Kelompok itu disebut mulai merekrut dalam jumlah besar pada 2022, karena Rusia kesulitan menemukan orang untuk tentara reguler.

Awal tahun ini, Dewan Keamanan Nasional AS menyebutkan, sekitar 80 persen pasukan Wagner di Ukraina ditarik dari penjara.

Meskipun tentara bayaran ilegal di Rusia, Grup Wagner terdaftar sebagai perusahaan pada 2022 dan membuka markas baru di St Petersburg.

"Ini secara terbuka merekrut di kota-kota Rusia, di papan reklame, dan disebut di media Rusia sebagai organisasi patriotik," kata Dr Samuel Ramani, dari think tank Royal United Services Institute.

Baca juga: Mengapa Perang Rusia-Ukraina Bisa Memicu Kenaikan Harga Mi Instan?

Jejak Wagner Group di dunia

Para pengunjung mengenakan seragam kamuflase militer berpose di pintu masuk Wagner Centre milik Grup Wagner dalam pembukaan resmi di St Petersburg, Rusia, Jumat (4/11/2022).AP PHOTO/DMITRI LOVETSKY Para pengunjung mengenakan seragam kamuflase militer berpose di pintu masuk Wagner Centre milik Grup Wagner dalam pembukaan resmi di St Petersburg, Rusia, Jumat (4/11/2022).

Di Afrika, Wagner Group telah beroperasi dalam konflik sipil di Libya, dikutip dari NBC News.

Saat itu, Rusia mengirimkan peralatan militer termasuk pesawat tempur dan kendaraan lapis baja, sehingga bisa mendapatkan pijakan di negara tersebut.

Wagner Group juga dikirim ke Republik Afrika Tengah. Di sana, mereka dituduh mengeksekusi warga sipil, menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB, dan menargetkan komunitas Muslim saat perang saudara berkecamuk.

Diplomat senior Barat mengatakan, Wagner Group menguasai sebuah tambang emas di Afrika, sementara Human Rights Watch menyebutkan dalam sebuah laporan bahwa pasukannya diduga melakukan kekejaman di sana, termasuk mengeksekusi orang-orang tak bersenjata.

Perang di Ukraina telah membantu tumbuhnya pengaruh Prigozhin.

Pasalnya, militer Rusia mengandalkan pejuang Wagner di Ukraina. Dalam beberapa kasus, pejabat militer Rusia bahkan berada di bawah komando Grup Wagner.

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Asia 2023, Indonesia Ungguli Iran dan Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com