Perubahan pemikiran anak saat ini juga dipengaruhi adanya pandemi Covid-19 yang sempat menuntut semua orang untuk tetap di rumah.
“Apalagi ditambah adanya Covid-19 yang menuntut pembelajaran melalui teknologi. Oleh karena itu, anak akan semakin sering terpapar media sosial di saat atau di luar jam belajar," tandasnya.
Baca juga: Ramai Dibahas, Mengapa Anak Sekarang Anggap Mental Illness Keren?
Ratna menuturkan, adanya pergeseran persepsi terhadap pola asuh yang saat ini lebih fokus kepada kemampuan untuk menguasai teknologi memengaruhi anak tidak terbiasa mengerjakan tugas rumah.
“Kemandirian itu tidak dilatih dari adanya banyak pekerjaan rumahan, tapi sekarang lebih ke mampu menguasai teknologi untuk pembelajaran dan sebagainya,” tuturnya.
Selain itu, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kesenjangan persepsi orangtua saat ini yang membebankan tugas rumah kepada asisten rumah tangga.
Sehingga, itu menyebabkan anak-anak terbiasa tidak melakukan tugas rumah dan lebih banyak sering berselancar di media sosial.
“Adanya gap antara generasi. Diketahui zaman dahulu adalah hal tabu jika (tugas rumah) diserahkan orang lain, sehingga anak-anak akan dilatih untuk melakukan kegiatan itu secara mandiri,” kata Ratna.
Baca juga: Studi: Video Game Dapat Memicu Serangan Jantung pada Anak
Ratna memaparkan sejumlah cara agar anak tidak terpapar berlebihan oleh media sosial, antara lain:
Baca juga: Anak Masih Mengompol? Cegah dengan 3 Tips Sederhana Berikut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.