"Kalau saya lihat dari status ambulans itu perkiraan mereka datang jam 09.00, ditangani (RS) hingga 10.32 WIB, jadi kurang lebih dia bilang waktu live support dan opsi untuk menghidupkan jantung itu 35 menit lamanya, namun tidak tertolong," kata Lois.
Ia mengatakan, MBP mengalami luka berat karena dilindas mobil. Hasil rontgen menunjukkan bahwa korban mengalami patah tulang. Lois menduga, karena luka berat itu, nyawa sang kakak tidak bisa diselamatkan meskipun masih bernapas saat tiba di IGD.
"Setelah semua proses berjalan cepat, (jantung) tetap melemah sampai akhirnya kode blue dan dimasukkan obat-obatan juga sudah tidak tertolong," kata Lois.
Baca juga: 5 Fakta Balita Positif Narkoba di Samarinda, Tetangga Pemberi Air Minum Jadi Tersangka
Darwis mengungkapkan, percekcokan keduanya bermula ketika O bersama ibunya sedang berkendara menuju Kelapa gading.
Saat tiba di daerah Cakung, mobil yang dikendarai O ternyata menyenggol sepeda motor milik MBP. Kemudian, keduanya menepi dan masing-masing turun dari kendaraan.
O dan MBP sempat adu mulut dan dilerai oleh ibu O. Setelah itu, O dan ibunya langsung masuk kembali ke dalam mobil.
Namun, masalah ternyata tidak berhenti di sana, setelah adu mulut, MBP justru mematahkan kaca spion O, kemudian langsung kabur. O yang tidak terima kemudian mengejarnya dan bermaksud untuk menghentikan korban.
Baca juga: Ini Kronologi Cekcok yang Bikin Pengendara Mobil Kejar dan Lindas Pemotor di Cakung
Darwis menyebutkan, saat kejadian, pelaku sempat kabur dan melarikan diri. Akan tetapi, pelaku kemudian menyerahkan diri di malam harinya.
Pelaku menyerahkan diri bersama ibunya yang juga ada di dalam mobil saat peristiwa terjadi.
"Iya menyerahkan diri, kami sudah ngobrol sama orangtuanya. Kan waktu itu sama ibunya waktu kejadian. Dia sudah diamankan," kata Darwis.
Pelaku diancam dengan Pasal 310 dan 311 Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Sebelumnya diberitakan bahwa pelaku O adalah tetangga dari korban MBP.
Darwis mengungkapkan bahwa korban dan pelaku bukan tetangga, melainkan mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, yakni Harapan Indah, Kota Bekasi. Jarak antara rumah pelaku dan korban sekitar satu kilometer.
"Kalau secara personal, saya katakan bahwa tersangka dan korban tidak kenal," kata Darwis, dilansir dari Kompas.com, Jumat (16/6/2023).
"Harapan Indah itu kan besar dan penduduknya banyak, sehingga (mereka) tidak saling kenal. Cuma (rumahnya) sama-sama di Harapan Indah," tambah dia.
(Sumber: Kompas.com/Firda Janati, Nabilla Ramadhian | Editor: Nursita Sari, Larissa Huda)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.