Faktor tersebut adalah:
Ia menjelaskan, kekerapan pemakaian sebuah kata dapat diukur menggunakan frekuensi (frequence) dan julat (range).
Frekuensi adalah kekerapan kemunculan sebuah kata dalam korpus pemakaian bahasa Indonesia.
Sedangkan julat adalah ketersebaran kemunculan kata tersebut di beberapa wilayah atau tempat.
"Demikian juga dengan kata dalam bahasa gaul, kata itu bisa masuk ke dalam bahasa Indonesia karena kekerapan penggunaannya tinggi dan kemunculannya tidak sesaat pada zamannya," jelas Ganjar.
"Seperti kata 'ajojing', meski populer pada tahun 1980-1990-an, kata tersebut populer juga pada tahun 2000-an dan sekarang," pungkasnya.
Baca juga: Arti Kata Jamet yang Viral di TikTok, Jangan Sembarangan Diucapkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.