Sejarah Toko Buku Gunung Agung, Berdiri Sejak Awal Kemerdekaan, Kini Harus Tutup

Salah satu hal bersejarah terkait buku oleh Gunung Agung ialah penerbitan buku autobiografi Sukarno yang ditulis oleh Cindy Adams, seorang jurnalis Amerika Serikat.

Buku itu berjudul Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.

Penerbitan buku tentang Sukarno dilanjutkan oleh Gunung Agung sehingga dikenal sebagai penerbit buku autobiografi/biografi tokoh-tokoh bangsa Indonesia.

Baca juga: 5 Toko Buku Ini Disebut Paling Indah di Dunia, Mana Saja?

Berdiri selama 70 tahun

Selama 70 tahun berdiri, Toko Buku Gunung Agung telah merasakan manis pahitnya dunia bisnis.

Gunung Agung berhasil berhasil menjadi toko buku rantai ritel terkemuka di Indonesia yang menyediakan kelengkapan produk buku dan alat tulis berkualitas tinggi dengan harga bersaing yang dibarengi dengan layanan prima.

Perusahaan memperluas lini produknya dengan alat tulis, kebutuhan sekolah, barang mewah, barang olahraga, alat musik, otomatisasi/peralatan kantor, dan produk teknologi tinggi.

Sebanyak 14 toko dibuka di 10 kota besar di Pulau Jawa. Di Jabodetabek sendiri, ada sebanyak 20 Toko Buku Gunung Agung.

Baca juga: Wanita Ini Terlambat Kembalikan Buku 56 Tahun, Denda Capai Rp 36 Juta

Setelah masa kejayaan, Toko Buku Gunung Agung mengalami masa pahit terutama ketika pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia pada 2020 lalu.

Saat itu, Toko Buku Gunung Agung harus menutup beberapa toko mereka yang berlokasi di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta.

Penutupan beberapa toko dilakukan tidak hanya akibat pandemi Covid-19, melainkan untuk menjaga kelangsungan usaha dan mengatasi kerugian usaha akibat biaya operasiomal yang besar.