Dia menjelaskan, plasenta atau ari-ari bayi adalah organ yang akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim atau uterus ketika perempuan hamil.
“Letak plasenta pada umumnya di bagian atas rahim. Plasenta penting untuk pusat kehidupan bayi. Di situ terjadi pertukaran darah bersih, pertukaran oksigen, dan nutrisi bayi agar bayi bisa berkembang,” jelasnya.
Baca juga: Lebih Jauh tentang Madsaz, Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi Karya Dosen IPB
Selain itu, di dalam plasenta juga diproduksi hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, laktogen, dan oksitocin yang dapat melindungi bayi dari infeksi.
“Zat-zat yang tidak diperlukan akan masuk ke dalam darah ibu dan dibuang melalui sistem tubuh,” katanya.
Selain itu, plasenta juga dapat membentuk antibodi untuk melindungi bayi sampai 3 bulan pasca melahirkan.
“Kalau plasenta terganggu, pertumbuhan janin atau bayi di dalam rahim bisa terganggu, bahkan bisa menimbulkan kematian dalam rahim,” ungkapnya.
Baca juga: Pertama Kali di Dunia, Bayi Lahir dari Robot Sperma, Bagaimana Prosesnya?
Senada, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Indra Adi Susianto menjelaskan, plasenta adalah organ rumit yang berperan untuk memelihara janin yang sedang tumbuh dengan menukar nutrisi dan oksigen.
“Serta menyaring produk limbah melalui tali pusar,” kata Indra kepada Kompas.com, Sabtu (20/5/2023).
“Memang saat ini ada obat dengan ekstrak dari plasenta, tetapi setelah melalui proses rumit,” sambungnya.
Indra yang juga merupakan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata Semarang menjelaskan, belum tentu bakteri dan virus yang ada di plasenta hilang meski sudah digoreng.
“Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mengeluarkan peringatan untuk tidak mengonsumsi kapsul plasenta karena kasus bayi baru lahir sangat mungkin terkena (bakteri) Streptokokus grup B (Strep Grup B),” tuturnya.
Menurutnya, bakteri Strep Grup B tersebut dapat menular ke bayi melalui ASI saat sang ibu menyusuinya.
“Strep Grup B dapat menyebabkan penyakit serius pada bayi baru lahir,” ungkapnya.
Baca juga: Pertama Kali Bayi di Inggris Lahir dengan 3 DNA, Kok Bisa?
Indra mengatakan, memang terdapat pendapat bahwa memakan plasenta mempunyai manfaat kesehataan.
Manfaat itu di antaranya dapat mencegah depresi pascapersalinan, mengurangi perdarahan postpartum; meningkatkan mood, energi dan pasokan susu, serta memberikan mikronutrien penting, seperti zat besi.
Namun, menurutnya belum ada bukti yang menjelaskan beberapa manfaat kesehatan tesebut.
“Jadi pendapat saya makan plasenta setelah melahirkan (placentophagy) dapat membahayakan kesehatan orang tua dan bayi,” tandasnya.
Baca juga: Apa Itu Hubungan Inses yang Bisa Melahirkan Bayi Cacat Bawaan? Ini Penjelasan Dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.