Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulus SMA Sulit Pilih Jurusan dan Kerja Tidak Sesuai Kuliah, Bagaimana Solusinya?

Kompas.com - 09/05/2023, 10:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebutkan anak lulus SMA berusia 18-19 tahun sulit menentukan jurusan kuliah baru-baru ini viral di media sosial Twitter.

Hal tersebut dibagikan akun Twitter ini pada Selasa (2/5/2023).

Dalam unggahan tersebut, warganet berpendapat kesulitan menentukan jurusan itu membuat kuliah hanya dilaksanakan secara formalitas dan tidak digunakan saat bekerja.

"Keputusan memilih jurusan kuliah terlalu besar dan berat untuk bocah yang baru lulus SMA (18-19 tahun)," ujar pengunggah.

"Akhirnya kita mengambil kuliah sebagai formalitas aja. Jurusannya ya kira-kira aja. Setelah kerja banyak banget yang nggak sesuai jurusan atau ya ilmunya nggak benar-benar terpakai," lanjutnya.

Lalu, mengapa lulusan SMA sulit menentukan jurusan kuliah dan adakah solusi atas kondisi ini?

Baca juga: 6 PTN yang Buka Jalur Mandiri Pakai Nilai UTBK 2023, Mana Saja?

Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Paling Disesali Setelah Lulus, Apa Saja?

Baca juga: Ramai soal Waktu Survei Lokasi Tes UTBK, SNPMB: Kebijakan Pusat UTBK

Baca juga: Pendaftaran Kuliah Gratis di Polteknaker Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya


Penyebab sulit pilih jurusan

Pengamat pendidikan Ina Liem mengungkapkan, remaja yang baru lulus SMA akan sulit memilih jurusan kuliahnya karena memang sedang masuk dalam fase usia galau.

"Proses memilih jurusan memang seharusnya tidak dilakukan seorang diri," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Menurut Ina, setiap anak membutuhkan bimbingan dari orang tua dan pihak sekolah. Namun, mereka sering kali tidak menjalankan tugasnya dalam membimbing anak. Kondisi ini membuat seorang remaja berat untuk membuat keputusan memilih jurusan.

Selain itu, Ina juga menyoroti sistem pendidikan Indonesia yang hanya berfokus pada materi pembelajaran. Sistem ini membuat sekolah kurang memerhatikan bakat-bakat anak.

"Selama berpuluh-puluh tahun, sistem pendidikan kita kan berfokus pada konten, satu arah, anak dijejali dengan hafalan materi," lanjutnya.

Baca juga: Saat Kurikulum Merdeka Belajar Akan Menghapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA...

Sebagai contoh, bakat anak tidak tertera di nilai rapor. Akibatnya, bidang-bidang yang membutuhkan bakat tersebut terlewati saat menentukan jurusan kuliah.

Di sisi lain, Ina juga menyoroti cara pembelajaran di sekolah dan minat anak terhadap suatu bidang. Anak mungkin memiliki minat, namun cara pengajaran yang salah membuat hal itu tidak berkembang.

"Kadang anak tidak berminat ke kimia, padahal yang tidak diminati teori kimianya. Tapi kalau cara belajarnya relevan, misalnya diajak membuat shampo, mungkin jadi berminat," ujar dia mencontohkan.

Baca juga: Cerita Mahasiswa STMIK Tasikmalaya, Nasib Tidak Jelas Setelah Kampus Mendadak Tutup

Solusi memilih jurusan kuliah

Ilustrasi mahasiswa yang sedang membaca jurnalPixabay/Geralt Ilustrasi mahasiswa yang sedang membaca jurnal
Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Didi Sukyadi menyarankan sejumlah solusi yang dapat dilakukan lulusan SMA saat menentukan jurusan kuliahnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com