Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Orang Asia Berperut Buncit Lebih Sulit Belajar dan Punya Ingatan Buruk

Kompas.com - 08/05/2023, 19:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian di Singapura menunjukkan orang Asia yang memiliki perut buncit cenderung punya kinerja kognitif yang buruk.

Para peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) menyebutkan keadaan tersebut dialami mereka yang memiliki kadar lemak visceral berlebihan pada rongga perutnya.

Akibatnya, kemampuan kognitif berupa kemampuan belajar dan mengingat yang dimiliki akan memburuk.


Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Pemicu Perut Buncit yang Harus Dihindari

Bagaimana penelitian dilakukan

Ilustrasi penderita obesitas memiliki perut buncit. Ilustrasi penderita obesitas memiliki perut buncit.
South China Morning Post (SCMP) memberitakan, tim peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) menerbitkan hasil studi yang menyatakan orang Asia dengan kelebihan lemak visceral cenderung memiliki kinerja kognitif yang lebih buruk.

Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan Sekolah Kedokteran Lee Kong Chian (LKCMedicine) bekerja sama dengan para peneliti asal Imperial College London.

Mereka menganalisis data kesehatan sekitar 8.700 warga Singapura multi-etnis dan penduduk tetap berusia antara 30 dan 84 tahun.

“Melalui studi kesehatan populasi Asia kami, kami mengamati hubungan antara lemak visceral dan kinerja kognitif yang lebih buruk, yang kemudian dikonfirmasi dengan analisis statistik dari data genetik global,” terang profesor John Chambers dari NTU LKCMedicine.

Hasilnya, lemak tubuh dan kemampuan kognitif ternyata berhubungan.

Baca juga: Benarkah Kopi Bisa Digunakan Menyusut Perut Buncit?

 

Selain itu, indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi dan perbandingan ukuran pinggang-pinggul juga terkait dengan penurunan kinerja kognitif.

John Chambers menambahkan bahwa temuan tersebut dapat meningkatkan kemungkinan pencegahan dan pengendalian obesitas terhadap orang Asia.

Selain itu, studi ini berperan sebagai pengingat untuk menjaga fungsi kognitif dan melindungi diri dari risiko demensia di masa depan.

Hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet Regional Health-Western Pacific edisi April 2023.

Baca juga: Ramai soal Perut Buncit Bagian Bawah, Ini Ragam Penyebabnya...

Hubungan lemak perut dan kognitif

Mengalami penurunan kemampuan kognitif adalah salah satu gejala awal demensia yang perlu diwaspadai.SHUTTERSTOCK/SewCream Mengalami penurunan kemampuan kognitif adalah salah satu gejala awal demensia yang perlu diwaspadai.
Dikutip dari Channel News Asia (CNA), penelitian ini menunjukkan ada tiga parameter yang berkaitan dengan tingkat kognitif rendah milik orang Asia, yaitu:

  • Peningkatan bobot lemak visceral.
  • Peningkatan perbandingan ukuran pinggang-pinggul.
  • Penurunan kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL).

Di sisi lain, kandungan lemak dalam darah, tekanan darah, dan indeks glikemik (GI) tidak menunjukkan hubungan dengan kemampuan kognitif.

Indeks glikemik (IG) merupakan indikator cepat atau lambatnya kadar gula darah dalam tubuh meningkat akibat konsumsi karbohidrat dalam bahan pangan.

Halaman:

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com