Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Mendadak Orang yang Terlihat Bugar dan Sehat, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 29/04/2023, 11:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Risiko meningkat seiring bertambahnya usia

Risiko kematian mendadak yang terkait dengan jantung menurut Laporan Data ODHCA 2019, memang meningkat seiring bertambahnya usia.

Mereka yang berusia di atas 65 tahun merupakan kelompok pasien dengan risiko tertinggi, terhitung 36,2 persen kasus pada 2019.

Hal yang sama berlaku untuk aneurisma, di mana risiko semakin berkembang pada orang tua terutama yang merokok dan memiliki riwayat hipertensi.

Dikutip dari Kemenkes RI, Aneurisma otak adalah kondisi saat terjadi penggelembungan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik tertentu.

Jika aneurisma pada otak pecah, hal tersebut bisa menyebabkan hal yang lebih buruk, seperti kerusakan otak, stroke hemoragik, koma, dan kematian.

Kenapa orang yang sehat bisa meninggal mendadak?

Menurut Laporan Data OHCA, lebih dari 3.000 orang menderita serangan jantung mendadak setiap tahun.

 

Bahkan kondisi tersebut bisa dialami olahragawan yang tampaknya bugar dan sehat pun tidak dapat menghindari kematian karena gagal jantung.

Namun, kematian mendadak terkait jantung ini dapat dijelaskan dengan aktivitas fisik yang kuat yang ditegaskan oleh masalah jantung mendasar yang tidak terdiagnosis.

Masalah tersebut seperti gangguan otot jantung, infeksi yang melemahkan otot jantung, atau kelainan bawaan pada arteri koroner, menurut ke HealthXchange.sg. 

Untuk pasien dengan aneurisma, bahkan mungkin ada gejala seperti nyeri punggung dan perut yang tiba-tiba muncul serta pusing atau kehilangan kesadaran akibat penurunan tekanan darah, kata Dr Rajesh.

Cara meminimalkan kematian mendadak 

Memprediksi bahwa seseorang memiliki masalah kardiovaskular memang bukan perkara yang mudah untuk dilakukan, namun ini bukan berarti Anda bisa bermalas-malasan.

Menerapkan gaya hidup yang sehat dan mengendalikan faktor risiko adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko kematian mendadak.

Menjaga kualitas tidur yang baik, juga membantu seseorang untuk meminimalkan risiko kematian mendadak terkait jantung.

Hal lain  yang perlu dilakukan adalah kemampuan untuk mengelola tingkat stres.

Sebab stres yang berkepanjangan, ditambah ketegangan emosional akan menyebabkan tubuh memproduksi adrenalin.

Akibatnya, jantung akan memompa lebih cepat dan lebih keras sehingga pembuluh darah kemudian akan menyempit.

Anda dapat rutin melakukan pengecekan kadar kolesterol dan tekanan darah secara rutin untuk meminimalkan risiko penyakit jantung. Hal ini karena tekanan darah terus-menerus di atas 140/90 mmHg, dapat merusak jantung dan pembuluh darah jika tak ditangani.

Merokok juga bisa menyebabkan seseorang berisiko mengalami kematian mendadak akibat masalah jantung, sehingga sebaiknya Anda mulai mengurangi merokok sesegera mungkin.

Baca juga: Bahaya Rokok bagi Kesehatan Reproduksi Wanita, Ini Penjelasan Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Mencetak KK Secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Cara Mencetak KK Secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Tren
Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Tren
Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Tren
Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Tren
Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Tren
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Tren
7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

Tren
4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

Tren
Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com