Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LINK Live Streaming Pantauan Arus Mudik Lebaran 18 April 2023

Kompas.com - 18/04/2023, 13:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mobilitas pemudik yang kembali ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri atau Lebaran sudah dimulai.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan, pergerakan pemudik sudah terjadi 3 hari belakangan.

Namun demikian, ia memperkirakan puncak arus mudik baru terjadi pada Selasa (18/4/2023) malam.

Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Korlantas Polri dan stakeholder terkait akan melakukan rekayasa lalu lintas guna mengurai kemacetan.

"Puncak arus mudik belum berakhir. Mulai nanti (Selasa) malam itu puncaknya. Polisi akan melakukan rekayasa lalu lintas," kata Budi dikutip dari Kompas.id.

Baca juga: Lepas Bus Mudik Bareng Kemenkumham, Yasonna Ingatkan Pegawai Tak Melalaikan Kinerja

Link live streaming pantauan arus mudik Lebaran

Sebelum memulai perjalanan, pemudik perlu memantau arus mudik Lebaran supaya terhindar dari kemacetan dan dapat menentukan rute alternatif.

Berikut link live streaaming pantauan mudik Lebaran pada Selasa (18/4/2023) yang bisa disaksikan dari Kompas.com.

Link live streaming pantauan arus mudik Lebaran.

Setengah juta kendaraan sudah tinggalkan Jabodetabek

Masih dari Kompas.id, Budi menerangkan bahwa mobilitas kendaraan yang meninggalkaan Jabodetabek beberapa hari sebelum Lebaran sudah tinggi.

Hal itu dibuktikan dari data PT Jasa Marga yang mencatat pada Jumat-Minggu (14-16/4/2023) sebanyak 653.253 kendaraan sudah bergerak dari Jakarta dan sekitarnya.

Jasa Marga mencatat, 330.022 kendaraan bergerak menuju arah timur atau ke Tol Trans Jawa dan Bandung, Jawa Barat.

Sementara 185.905 kendaran terpantau bergerak ke arah Barat atau menuju Merak, Banten dan 136.273 kendaraan lain mengarah ke selatan atau Puncak, Bogor.

"Semoga kami tidak sampai menerapkan sistem ganjil genap," ujar Kepala Korlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi.

"Artinya, kalau semua bisa berjalan dengan baik, sistem ganjil genap tidak akan kami terapkan. Itu pilihan terakhir," sambungnya.

Baca juga: Cara Cek Jalan One Way Selama Mudik Lebaran 2023 via Google Maps

Tol Trans Jawa jadi perhatian

Di balik tingginya mobilitas pemudik sebelum Lebaran, Tol Trans Jawa yang dipersiapkan untuk arus mudik dan balik tahun ini menjadi perhatian.

Sebab Tol Trans Jawa diperkirakan masih menjadi primadona pemudik yang mengarah ke Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Dilansir dari Kompas.id, Firman meminta pemudi yang akan atau sedang meintas di tol sepanjang 1.167 km ini untuk berhati-hati.

Ia mengatakan, Tol Trans Jawa memiliki 9 titik rawan kecelakaan yang berisiko bagi pemudik yang kurang konsentrasi atau mengalami kelelahan.

Berikiut daftar titik rawan kecelakaan di Tol Trans Jawa:

  • Merak Km 64
  • Merak Km 68
  • Tol Jakarta-Cikampek Km 48
  • Tol Jakarta-Cikampek Km 66
  • Tol Cikopo-Palimanan Km 78
  • Tol Cikopo-Palimanan Km 131,
  • Tol Solo-Ngawi Km 552
  • Tol Solo-Ngawi Km 569
  • Tol Ngawi-Kertosono Km 639.

Baca juga: Siap-siap Mudik, Simak Rincian Tarif Tol Trans Jawa Terbaru

Pemudik diminta tidak paksakan diri

Terkait 9 titik rawan kecelakaan di Tol Trans Jawa, Firman mengimbau pemudik yang merasa kelelahan untuk tidak memaksakan diri.

Mereka sebaiknya mengemudi paling lama 4 jam lalu berhenti di rest area untuk beristirahat.

"Saya sarankan bawa sopir cadangan atau kalau tidak ada berhenti dulu," imbuh Firman.

"Untuk pengemudi profesional normalnya empat jam, tetapi kalau untuk pengemudi biasa, upayakan tiga jam, berhenti, istirahat dulu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Tren
Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Tren
Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Tren
Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Tren
Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Tren
Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Tren
Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Tren
Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Tren
Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Tren
Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Tren
Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Tren
Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com