Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Covid-19 Subvarian Arcturus dan Gejalanya

Kompas.com - 14/04/2023, 19:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengonfirmasi bahwa subvarian Omicron XBB.1.16 atau subvarian Arcturus sudah ada di Indonesia.

Jumlah pasien yang terkonfirmasi terinfeksi subvarian Arcturus ada sebanyak dua kasus.

"Iya sudah, ada dua kasus," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Kompas.com (14/4/2023).

Menurut Nadia, kasus tersebut terdeteksi tanggal 23 dan 27 Maret 2023, di mana salah satu pasien merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Lantas, apa saja gejala dari Covid-19 akibat dari subvarian Arcturus?

Baca juga: Gejala Covid-19 Subvarian Arcturus yang Terdeteksi di Indonesia

Apa itu Covid-19 Subvarian Arcturus?

Menurut WHO, subvarian Arcturus adalah salah satu dari 600 sub-varian Covid-19 Omicron.

Arcturus disebut juga sebagai subvarian Omicron XBB.1.16. Subvarian Omicron XBB.1.16 ini pertama kali diidentifikasi pada Januari 2023 dan mulai dipantau oleh WHO sejak 22 Maret.

Hingga saat ini Arcturus telah terdeteksi di 22 negara, termasuk India, Inggris, AS, dan Indonesia.

Varian baru Covid-19 ini memiliki satu mutasi tambahan pada spike protein, yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infeksivitas serta potensi peningkatan patogenisitas. 

Tetapi WHO belum melihat ada perubahan yang bisa menyebabkan peningkatan keparahan penyakit pada individu atau populasi.

Para ilmuwan di Universitas Tokyo membandingkan subvarian Kraken dan Arcturus. Hasilnya adalah varian Covid-19 terbaru ini bisa menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien dari pada kerabatnya.

Hasil pengamatan mereka juga menilai bahwa varian baru Covid-19 Arcturus lebih sangat kebal terhadap antibodi yang tertinggal di tubuh dari infeksi Covid-19 sebelumnya.

Gejala subvarian Covid-19 Arcturus

Nadia menyampaikan, gejala yang dialami oleh pasien subvarian Covid-19 Arcturus tidak tergolong berat. Menurutnya, subvarian ini memang cepat menular namun tak menimbulkan fatalitas.

"Hanya satu sempat dirawat, sementara yang satu lagi tidak ada gejala dan pelaku perjalanan LN," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menjelaskan pasien kedua yang positif subvarian di Jakarta mengalami gejala batuk.

"Pasien kedua Arcturus di Jakarta alami batuk kencang dan radang paru (pneumonia)," kata dia, Jumat (14/4/2023).

Ngabila menambahkan, dari data di India, varian Arcturus memiliki gejala baru yakni mata merah dan peningkatan kotoran mata. Meski demikian, pada kedua pasien Arcturus di Jakarta, gejala mata merah ini tidak muncul.

Lebih lanjut dirinya meminta agar pasien yang memiliki gejala Covid-19 untuk memeriksaan ke puskesmas kecamatan terdekat.

Sementara itu, dikutip dari StraitTimes, gejala-gejala yang dilaporkan pada pasien dengan subvarian Arcturus sebagai berikut:

  • Demam yang meningkat bertahap, berlangsung satu atau dua hari
  • Sakit kepala
  • Nyeri tubuh
  • Rasa tidak nyaman di perut
  • Sakit tenggorokan
  • Konjungtivitas dan mata lengket. 

Baca juga: Kemenkes Konfirmasi 2 Kasus Subvarian Arcturus di Indonesia

 

22 negara yang mendeteksi

Saat ini telah ada 22 negara yang sudah mendeteksi Covid-19 yakni Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Australia.

Dikutip dari LiveMint, Arcturus telah memicu lonjakan kasus baru di India, AS, Singapura dan beberapa negara lain.

"XBB.1.16 dan keturunannya memiliki semangat untuk mengalahkan varian Covid lainnya. Varian baru berkembang dengan cepat," kata Asisten Dekan Penelitian dan Profesor di New York Institute of Technology Raj Rajnarayanan.

Para ahli juga mengingatkan bahwa varian ini memiliki keunggulan pertumbuhan 140 persen dibanding XBB.1.5 sehingga lebih agresif.

Baca juga: Waspada Bahaya Covid-19: Kasus Harian Naik Lagi, Muncul Subvarian Baru Arcturus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Tren
Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Tren
Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, gara-gara Kritik Pimpinan?

Jubir KPK Ali Fikri Mendadak Diganti Tessa Mahardika, gara-gara Kritik Pimpinan?

Tren
Cara Mencetak KK secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Cara Mencetak KK secara Online, Tak Perlu ke Kantor Dukcapil

Tren
Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Tren
Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Tren
Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Tren
Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Tren
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak pada Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Tren
7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

Tren
4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

Tren
Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com