Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Foto Viral Status WA Baju Bekas yang Disebut "Ditilap" Penyidik: Asal Foto hingga Motif Pelaku

Kompas.com - 07/04/2023, 13:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial dihebohkan oleh unggahan foto baju bekas yang disebut "ditilap" penyidik.

Polda Metro Jaya langsung melakukan penyelidikan untuk menindaklanjuti foto viral tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, kepolisian telah menangkap dan memeriksa 3 orang pelaku.

Dilansir dari Kompas.com Kamis (6/4/2023), pelaku adalah seorang perempuan berinisial AM dan dua laki-laki dengan inisial EW dan IAS.

Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 28 Ayat (2) juncto Pasal 45A ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Demikian juga dengan Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana ini juga kami terapkan kepada tersangka," kata Trunoyudo.

Baca juga: Apa Itu Trifthing dan Kenapa Impor Baju Bekas Dilarang di Indonesia?

Asal foto viral baju bekas

Berdasarkan penyelidikan, pengunggah foto baju bekas hasil sitaan itu ternyata bukan keluarga dari polisi.

Trunoyudo menyebut foto viral itu merupakan informasi hoaks yang dibuat oleh salah satu pelaku, AM.

AM membuat konten foto barang bukti tumpukan baju bekas dan balpres serta memberikan informasi palsu di status WhatsApp.

"Kalimat 'Enggak usah beli baju lebaran, di kantor banyak barang sitaan nanti dibawa pulang. resiko punya aa kerja di Dirkrimsus ya gini' ini konteksnya adalah kalimat fake atau bohong," ucap Trunoyudo, dikutip dari Kompas.com

Selanjutnya, unggahan tersebut disebarluaskan oleh EW melalui media sosial Twitter.

Baca juga: Viral, Utas Pemilik Olshop Baju Bekas di Makassar Aniaya dan Keroyok Pembeli, Polisi: Pelaku Marah karena Korban Minta Kembali Uang Pembelian

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan, EW juga meminta bantuan IAS, pemilik akun Twitter dengan jumlah follower banyak untuk menyebarluaskan konten tersebut.

Saat menyebarluaskan konten itu, IAS menambahkan narasi bahwa penyidik telah "menilap" barang sitaan baju bekas.

"Ditambahkan kata-kata ‘bayangin barangmu disita terus dikasih ke orang-orang padahal kamu sendiri susah ngurus izinnya ribet’. Nah ini ada salah satu postingan yang provokatif," ungkap Auliansyah.

Dalam menyebarluaskan konten tersebut, IAS menggunakan bot yang membuat konten itu secara otomatis tersebar luas secara masif di Twitter.

Baca juga: Kronologi Pemilik Olshop Baju Bekas di Makassar Aniaya dan Keroyok Pembeli

Motif pelaku

Diberitakan Kompas.com Jumat (7/4/2023), AM mengaku membuat konten hoaks itu karena iseng.

"Khusus yang dilakukan oleh perempuan berinisial AM ini. Ini dia hanya sekadar iseng," ujar Auliansyah.

Sedangkan pelaku EW sebagai penyebar konten hoaks disebut membenci polisi.

"Dia (EW) mengatakan tidak suka sama polisi, seperti itu. Nah, kami masih kembangkan tersebut, karena baru kemarin kami bawa dari Kalimantan," imbuhnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com hingga Jumat, unggahan foto yang viral telah dikomentari 2079 warganet, dibagikan 4,146 akun, dan disukai hingga 22.100 pengguna Twitter.

Baca juga: Ramai soal Jamur Kapang yang Muncul di Baju Bekas Impor, Apa Itu?

(Sumber: Kompas.com/Tria Sutrisna, Larissa Huda | Editor: Jessi Carina, Larissa Huda).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com