KOMPAS.com - Asam lambung adalah masalah pencernaan yang cukup umum, terjadi akibat isi perut atau lambung bergerak kembali ke kerongkongan.
Dilansir dari Medical News Today, kondisi asam lambung dapat menyebabkan mulas dan sensasi "terbakar" akibat sebagian kandungan asam dalam lambung naik ke kerongkongan.
Ketika Anda mengalami gejala asam lambung yang terlalu sering, bisa jadi merupakan tanda penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).
Gerd adalah bentuk asam lambung kronis yang lebih serius, serta dapat menyebabkan masalah kesehatan dan komplikasi jika tidak diobati.
Baca juga: Mengenal Silent reflux, Kondisi Asam Lambung yang Naik Diam-diam
Sebagian orang masih menggunakan istilah asam lambung dan GERD secara bergantian, namun keduanya sediktu berbeda.
Penyakit asam lambung adalah rasa mulas yang disebut gastroesophageal reflux (GER). Sedangkan GERD adalah bentuk kronis dari asam lambung.
Kebanyakan orang mengalami refluks asam hanya sesekali. Namun, penderita GERD mengalami asam lambung lebih dari dua kali seminggu.
Baca juga: Benarkah Cemas Berlebihan dapat Memicu Asam Lambung? Berikut Penjelasannya
Ada banyak bukti yang menunjukkan hubungan antara gen dan kondisi asam lambung dan GERD.
Dilansir dari Healthline, beberapa penelitian telah mengidentifikasi penanda umum dalam DNA terkait kondisi tersebut.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Alimentary Pharmacology & Therapeutics menemukan bahwa anak kembar lebih mungkin mengalami GERD, ketika salah satunya punya riwayat.
Penelitian ini melibatkan 481 kembar identik dan 505 kembar fraternal, dan korelasi lebih kuat pada kembar identik dibandingkan dengan kembar fraternal.
Ini menunjukkan bahwa genetika berperan dalam menyebabkan asam lambung.
Dalam studi lain juga diketahui bahwa satu kembar 1,5 kali lebih mungkin menderita GERD jika kembar identik mereka memiliki kondisi tersebut.
Studi tersebut membandingkan kejadian mulas di lebih dari 2.000 pasangan kembar identik.
Baca juga: Bisakah Asam Lambung Menyebabkan Kematian?