KOMPAS.com – Ngabuburit seperti sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia saat bulan Ramadhan.
Ngabuburit dilakukan dengan berbagai kegiatan sembari menunggu waktu buka puasa.
Kegiatan yang dilakukan di antaranya membaca Al Quran di masjid, berburu takjil, sekedar jalan-jalan sore, atau berkunjung ke tempat wisata.
Lalu, dari mana asal-usul ngabuburit?
Baca juga: 5 Hal yang Menggugurkan Pahala Puasa, Apa Saja?
Sebagian orang mungkin belum mengetahui bahwa istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda.
Dosen Sastra Sunda Universitas Padjajaran (Unpad), Gugun Gunardi menjelaskan, ngabuburit berasal dari kalimat “ngalantung ngadagan burit”.
“Bermakna bersantai sambil menunggu waktu sore,” ucap Gugun kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2023).
Ngabuburit juga bisa berasal dari kata burit yang berarti sore. Dalam hal ini, ditambahkan awalan "nga" menjadi kata kerja, serta "bu" sebagai repetisi pada bahasa Sunda.
Adapun Kamus Sunda-Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud (saat itu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) pada 1985 mencatat kata "burit" mempunyai makna "senja".
Sedangkan kata "ngabuburit" berarti "jalan-jalan menunggu waktu sore, biasanya pada bulan puasa".
Baca juga: Menelan Ludah dan Dahak Apakah Membatalkan Puasa?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.