Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Lumba-lumba Suka Memperkosa dan Membunuh?

Kompas.com - 18/03/2023, 15:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Mamalia air ini juga terkenal sebagai hewan cerdas dan memiliki intelegensi tinggi untuk berkoordinasi antar anggota untuk kelestarian kelompok.

Baca juga: Viral, Unggahan Sebut Lumba-lumba Suka Bermain dengan Ikan Buntal agar Mabuk, Benarkah?

Slamet menjelaskan, lumba-lumba memiliki hierarki yang rumit, seperti pejantan alfa dan subordinatnya.

Ritual kawin sekawanan lumba-lumba juga rumit, harus diawali dengan courtship yang diinisiasi pejantan.

Menurut dia, courtship layaknya masa pacaran, yakni tahapan jantan merayu dengan berbagai cara sampai diterima betina atau gagal.

"Saat satu individu betina dewasa dan heat (birahi), akan 'diapeli' banyak pejantan. Namun, betina akan memilih hanya satu jantan yang akan menjadi pasangan dan mengawininya," tutur dia.

Tahapan courtship inilah, menurut Slamet, banyak disalahartikan dengan banyak jantan yang mengawini satu betina.

Padahal, betina hanya akan memilih satu jantan, dan keduanya akan saling merawat sampai setelah bunting sekitar 8 bulan.

"Betina akan melahirkan satu anak dan kedua induk akan merawat anak selama 2-3 tahun," jelas Slamet.

Adapun sama seperti anak-anak manusia, dia mengatakan bahwa anak lumba-lumba senang bermain.

Baca juga: Viral, Video Lumba-Lumba Berwarna Pink, Ini Penjelasan LIPI

Bukan suka membunuh, tetapi...

Lumba-lumba sendiri tergolong Odontoceti atau paus bergigi yang memiliki makanan utama berupa ikan, kepiting, cumi, ubur-ubur, dan sebagainya.

Sebagai mamalia, akademisi UGM ini menjelaskan, keterampilan berburu mangsa sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Namun, berbeda dengan ikan hiu, kemampuan berburu lumba-lumba tidak didapat secara insting.

"Kemampuan berburu harus diajarkan kepada generasi penerus, termasuk pemahaman hewan-hewan beracun yang bisa fatal kalau salah mangsa, seperti ikan buntal, untuk kelestarian flock," jelasnya.

Dia juga membantah anggapan mamalia ini menggunakan ikan buntal sebagai media mabuk.

Padahal, kata dia, ikan buntal kerap menjadi media untuk mengajari lumba-lumba remaja bahwa racun ikan tersebut berbahaya dan tidak boleh dimakan.

Di sisi lain, saat proses belajar berburu, induk akan mengajarkan cara berburu, menangkap mangsa, melumpuhkan mangsa, serta mana saja yang aman dan tidak aman dimakan.

Terkadang, induk juga akan menangkap mangsa hidup untuk diberikan kepada anak-anak sebagai wahana pembelajaran.

"Ini yang sering dikira sebagai tindakan kejam, padahal ini adalah tahapan alami bagi predator untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kelompoknya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com