Christin mengungkapkan, otak bagian PFC akan rusak akibat ketagihan menonton film porno.
Pre Frontal Korteks (PFC) merupakan bagian otak yang berada di kepala depan sekitar bagian dahi. Salah satu fungsi dari PFC adalah membuat seseorang dapat mengambil keputusan, antara baik dan buruk.
"PFC bisa rusak karena tertutup sesuatu, misalnya hormon-hormon yang membanjiri otak. Contohnya, hormon dopamin," jelasnya.
Saat PFC rusak, kepribadian orang itu jadi terganggu. Kalau dulu dia bisa mengambil keputusan, lama-lama dia jadi sulit mengambil keputusan dan tidak tahu baik-buruk.
"Jadi dia akan melakukan hal-hal berisiko, misalnya mabuk, mengebut, bolos sekolah, tidak bekerja, korupsi, karena PFC-nya rusak jadi tidak bisa membandingkan baik-buruk," lanjutnya.
Selain karena dopamin, PFC juga akan terganggu akibat terkena benturan pada kepala bagian depan.
Baca juga: Dampak Video Porno untuk Anak di Bawah Umur
Dilansir dari situs Kemenkes, PFC yang rusak akan menimbulkan gejala antara lain, kurangnya daya berkonsentrasi, tidak dapat membedakan benar dan salah, berkurangnya kemampuan untuk mengambil keputusan, dan menjadi pemalas.
Jika menonton pornografi dilakukan terus-menerus, maka seseorang akan sulit mengatur emosi, beradaptasi, mengorganisasi, dan merencanakan sesuatu.
Selain itu, ia juga bisa menyebarkan penyakit seksual dan mengalami penyimpangan seksual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.