Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Alasan Orang Jepang Enggan Beli Sepeda Motor

Kompas.com - 11/03/2023, 10:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

4. Kampanye "Sannaiundo"

Alasan jarang warga Jepang yang memiliki sepeda motor juga karena adanya kampanye Sannaiundo. 

Tour guide yang saat ini menetap di Jepang, Yuki menjelaskan, pada tahun 1970-1990 di Jepang pernah digelar kampanye bernama "Sannaiundo" yang ditujukan kepada pelajar SMA.

Kampanye tersebut berisi ajakan untuk tidak membiarkan pelajar SMA mendapatkan SIM motor, kecuali dengan standar keselamatan yang tinggi.

Kampanye Sannaiundo juga tidak membiarkan pelajar SMA untuk membeli motor dan karena faktor inilah harga motor di Jepang dinilai menjadi sangat mahal.

"Yang ketiga, jangan biarkan mereka (pelajar SMA) mengemudi motor sebelum punya SIM. Karena denda yang diberlakukan sangat mahal," katanya kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Baca juga: Bengkel Konversi Motor Listrik yang Dapat Insentif Harus Bersertifikat

5. Harga motor di Jepang mahal

Alasan lain warga Jepang enggan membeli sepeda motor, salah satunya karena harga sepeda motor yang dinilai mahal untuk ukuran warga Jepang jika dibandingkan menggunakan fasiltas transportasi umum. 

Yuki menyampaikan, harga sepeda motor di Jepang untuk motor matic dengan kapasitas mesin 125cc bisa mencapai Rp 20 jutaan.

"Di Jepang harga sepeda motor matic bisa mencapai 190.000-250.000 Yen atau Rp 21-28 juta dengan kurs 1 Yen Rp 112," jelasnya.

Yuki juga menerangkan, biaya membuat SIM di Jepang tidak murah, selain juga proses pembuatannya yang lebih sulit. Disebutkan, biaya pembuatan SIM di Jepang dapat mencapai 100.000 Yen atau setara Rp 11 jutaan.

"(Orang Jepang) mesti belajar ke sekolah motor," kata Yuki.

Baca juga: Airlangga Pastikan Insentif EV Mengalir ke Motor Listrik Dahulu

6. Pajak dan perawatan sepeda motor 

Warga Jepang dinilai enggan memiliki sepeda motor karena pajak kendaraan roda dua di negara tersebut juga dinilai tak sedikit. 

Yuki mengatakan, sepeda motor dengan kapasitas mesin lebih dari 125-250cc, dikenakan pajak sebesar 3.600 Yen atau lebih dari Rp 400.000

Pemberlakuan pajak itu berdasar penggolongan bahwa motor termasuk kendaraan ringan sehingga dikenakan pajak kendaraan ringan.

"Juga, pajak berat adalah 4.900 Yen hanya untuk mobil baru, tetapi karena ini baru pertama kali, kali ini tidak termasuk dalam biaya perawatan tahunan," jelas Yuki.

Di sisi lain, pengendara motor di Jepang juga dibebani biaya bensin yang dihitung 1 liter per 40 kilometer.

Bila dirinci lebih detail, biaya kepemilikan dan pengguna secara kasar dapat dibagi menjadi lima kategori, yakni pajak kendaraan ringam, asuransi kewajiban mobil, biaya bensin, biaya perawatan termasuk ganti oli, dan premi asuransi sukarela.

Berikut gambaran biaya perawatan motor di Jepang:

  • Pajak kendaraan ringan (125-250cc): 3.600 Yen (Rp 400.000)
  • Pajak berat: 0
  • Biaya pemeriksaan kendaraan: 0
  • Biaya parkir: 4.000 Yen (Rp 459.365)
  • Biaya bensin: 40.000 Yen (Rp 4,5 juta)
  • Biaya konsumsi: 30.000 Yen (Rp 3,4 juta).
  • Asuransi: 3.224 Yen (Rp 370.248).

Bila ditotal, biaya perawatan sepeda motor di Jepang mencapai 81.000 Yen atau setara Rp 9,3 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com