Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Cacing Kepala Martil Kanibal, Berbahaya, dan Sulit Dibasmi?

Kompas.com - 05/03/2023, 17:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto dan tangkapan layar mengenai cacing kepala martil, ramai di media sosial Twitter.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini pada Rabu (1/3/2023) dan dibagikan ulang oleh akun ini pada Kamis (2/3/2023).

Dalam unggahan itu tampak seekor cacing berwarna coklat yang memiliki bentuk kepala yang aneh menyerupai palu atau martil.

"Ini cacing apa dha kok lucu bgt ada kepalanya," tulis pengunggah.

Hingga Minggu (5/3/2023), unggahan itu sudah dilihat sebanyak 2,9 juta kali dan mendapatkan lebih dari 180 komentar dari warganet.

Baca juga: Ada Bayangan Mirip Cacing di Mata, Apakah Berbahaya?

Komentar warganet

Unggahan foto cacing tersebut mendapat banyak komentar dari warganet. Beberapa ada yang mengatakan bahwa itu adalah cacing yang berbahaya dan sulit untuk dibasmi.

"Di gua sebutannya leunyay emg suka dikasih garem gt buat matiin diam sumpah kalo dikasoh garem tuh dia menciut terus kek ngilang gt," tulis akun ini.

"Cacing martil, bahaya, soalnya bisa fragmentasi (kalo belah jd cacing baru) kalo ada cacing ini taburin garem aja," kata akun ini.

"Itu cacing kepala martil (Bipalium sp.). Dia lbh tertinggal drpd cacing tanah (filum Annelida yg punya rongga tubuh) krn termasuk ke dlm filum Platyhelminthes yang gak punya rongga tubuh. Tapi faktanya, dia justru predator cacing tanah!," jelas akun ini.

"Gais, ini namanya cacing kepala martil. Sangat invasif dan beracun, tolong segera dibasmi dengan cara campurkan dgn tepung , cili , ikan bilis , garam dan bawang . selepas itu , masukkkan tepung yang telah digaulkan ke dalam kuali yang telah di panaskan. masuk dengan perlahan," ungkap akun ini.

Lantas apa itu cacing kepala martil?

Baca juga: Ramai soal Ada Cacing Kremi di Vagina, Apa Penyebabnya?


Hewan kanibal yang beracun

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo, mengatakan bahwa cacing kepala martil atau hammerhead worm adalah penamaan yang salah kaprah untuk jenis Planarians bernama latin Bipalium sp.

"Hewan ini mudah dikenali karena bentuk kepalanya yang unik menyerupai kepala hiu martil sehingga sering disebut juga broadhead worm," ungkap Slamet saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/3/2023).

Bipalium sp dikenal sebagai hewan karnivora yang memangsa berbagai jenis invertebrata lain terutama cacing tanah. Saat dalam kondisi lapar, cacing ini bisa menjadi kanibal alias memakan jenisnya sendiri.

"Benar cacing ini bisa menjadi kanibal alias memakan jenisnya sendiri," ucapnya.

Slamet menyampaikan, cacing ini memiliki bentuk tubuh yang unik dengan warna yang mencolok sebagai tanda "warning" bagi predator lain.

Selain itu, cacing ini juga termasuk dalam hewan yang beracun.

Faktanya, Bipalium sp memiliki racun saraf (neurotoxin) dan tetrodotoxin yg dapat melumpuhkan hewan-hewan kecil lain yang memangsanya.

"Hewan ini bahkan tidak mati ketika tubuhnya dipotong-potong karena setiap bagian yang terpotong dapat menumbuhkan kepala dan ekor baru," jelas Slamet.

Baca juga: Viral, Video Benda Mirip Cacing Disebut Bulu Perindu Dihargai Puluhan Juta

Dianggap sebagai invasive alien species

Slamet menjelaskan, di wilayah luar habitat alaminya (Asia-Asia Tenggara termasuk Indonesia), hammerhead worm ini dianggap sebagai invasif alien species karena kemampuannya bertahan hidup, memangsa invertebrata endemik di wilayah baru dan berpotensi merusak keseimbangan natural ekosistem.

"Jadi bahayanya bukan hanya pada kandungan racun/toksinnya saja namun juga sifat invasifnya," ungkapnya.

Invasive alien species (IAS) dikategorikan IUCN sebagai hewan, tumbuhan, atau organisme lain yang diperkenalkan ke habitat di luar jangkauan alami mereka.

Hewan yang masuk dalam kategori IAS ini bisa berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati asli dari habitat tersebut, layanan ekosistem yang ada, maupun kesejahteraan manusia.

Untuk manusia, racun dalam tubuh hammerhead worm ini tidak cukup kuat untuk menyebabkan kematian atau hal fatal lainnya.

Namun untuk antisipasi efek racun, sebaiknya tidak menyentuh atau memegang hammerhead worm ini dengan tangan telanjang.

Baca juga: Video Viral Cacing Menumpuk di Babat Sapi, Ini Penjelasan Ahli BRIN

Bagaimana cara membasminya?

Untuk membasmi atau menyingkirkan hammerhead worm ini, Slamet menyarankan untuk mendiamkan saja cacingnya dan cacing akan menyingkir dengan sendirinya.

"Sebetulnya didiamkan saja juga akan menyingkir sendiri. Namun, jika khawatir maka bisa disingkirkan dengan menggunakan ranting kayu atau menggunakan tangan yang dibungkus kain atau plastik. Intinya jangan langsung menggunakan tangan," jelasnya.

Selain itu, Slamet juga mengatakan bahwa tidak disarankan untuk memukul atau membunuh cacing ini dengan menggunakan kayu, bambu atau batu karena potongan tubuhnya dapat beregenerasi menjadi individu baru.

Baca juga: Diterjang Banjir Rob dan Ratusan Cacing Mati, Apakah Kesuburan Tanah Akan Terganggu?

Apakah garam bisa digunakan untuk membasmi hammerhead worm?

Menanggapi beberapa komentar warganet yang menyebutkan bahwa hammerhead worm bisa dibasmi dengan menggunakan garam dan cuka, dosen fakultas kedokteran hewan UGM tersebut juga turut membenarkan.

"Benar, cuka dan garam akan menyerap cairan tubuh hammerhead worm dan menyebabkan cacing dehidrasi dan berakhir dengan kematian," ungkap Slamet.

Namun, ia menyampaikan bahwa metode ini secara ilmiah tidak direkomendasikan karena proses kematian cacing bisa berlangsung secara lama dan perlahan-lahan.

Sehingga jika dilihat dari aspek animal welfare, maka dianggap menyiksa.

"Kematian akan lebih cepat kalau hummerhead worm dimasukkan larutan desinfektan atau dibakar," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com