Kurang tidur juga dapat memperburuk penyakit pernapasan yang ada, seperti penyakit paru-paru kronis.
Kurang tidur merupakan faktor risiko lain yang dapat memicu obesitas.
Tidur memengaruhi kadar dua hormon, leptin dan ghrelin, yang mengendalikan rasa lapar dan kenyang.
Leptin memberi tahu otak bahwa Anda sudah cukup makan.
Tanpa tidur yang cukup, otak Anda mengurangi leptin dan meningkatkan ghrelin, yang merupakan perangsang nafsu makan.
Fluks hormon ini bisa menjelaskan ngemil di malam hari atau mengapa seseorang makan berlebihan di malam hari.
Kurang tidur juga bisa membuat Anda merasa terlalu lelah untuk berolahraga.
Seiring waktu, berkurangnya aktivitas fisik dapat membuat berat badan bertambah karena Anda tidak membakar cukup kalori dan tidak membangun massa otot.
Baca juga: Kebiasaan Makan yang Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur
Tidur memengaruhi proses yang menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, termasuk yang memengaruhi gula darah, tekanan darah, dan tingkat peradangan.
Hal ini juga memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh Anda untuk menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah dan jantung.
Orang yang kurang tidur lebih mungkin terkena penyakit kardiovaskular. Satu analisis mengaitkan insomnia dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
Baca juga: Mengapa Sebaiknya Anda Tidak Merokok Sebelum Tidur?
Produksi hormon tergantung pada waktu tidur.
Untuk produksi testosteron, Anda memerlukan setidaknya 3 jam tidur tanpa gangguan, yaitu sekitar waktu R.E.M pertama Anda.
Tidak cukup tidur di malam hari dapat memengaruhi produksi hormon.
Gangguan ini juga dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja.