Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Tumbuhan Tidur? Peneliti Jawab dengan Fosil 250 Juta Tahun

Kompas.com - 27/02/2023, 18:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Jejak lubang simetris pada daun

Dilansir dari laman Phys, bermula dari Feng yang menemukan daun tumbuhan dengan lubang simetris.

Dia kemudian menyadari bahwa lubang itu terbentuk karena serangga memakan daun-daun saat sedang terlipat di waktu malam.

Stephen McLoughlin, salah satu peneliti studi ini menambahkan, tim peneliti selanjutnya mencari tahu kemungkinan tumbuhan tidur telah berlangsung sejak lama.

"Karena tidak mungkin mengatakan apakah daun terlipat yang ditemukan dalam catatan fosil tertutup karena tidur atau karena layu dan terlipat setelah mati," jelas Stephen McLoughlin.

"Kami mencari pola unik bekas gigitan serangga pada tumbuhan dengan perilaku niktinasti. Kami menemukan satu kelompok tumbuhan fosil yang mengungkapkan asal muasal yang sangat kuno untuk perilaku ini," lanjutnya.

Menurut Feng, tim peneliti terlebih dahulu meneliti Gigantopterid yang memiliki bekas gigitan serangga simetris.

Tumbuhan purba tersebut juga memiliki daun lebar dan tulang kuat, sehingga gigitan serangga relatif lebih mudah dideteksi.

Feng dan kawan-kawan kemudian melanjutkan penelitian pada ratusan sampel dan foto daun di Kebun Raya Tropis Xishuangbanna untuk menemukan bukti niktinasti yang lebih meyakinkan.

"Bukti kerusakan fosil serangga pada daun dapat memberikan lebih banyak informasi tentang 'perilaku' tumbuhan dan ekologi, daripada hanya konsumsi tumbuhan oleh hewan herbivora," kata McLoughlin.

"Catatan fosil interaksi tumbuhan dan hewan adalah bank data ekologis yang melimpah, dan sebagian besar data ini belum tersentuh," imbuhnya.

Baca juga: Mengenal Tanaman Stevia hingga Manfaatnya untuk Kesehatan

Mengapa tumbuhan tidur?

Gerakan tidur pada tumbuhan pernah digambarkan oleh Charles Darwin pada 1880 dalam buku "The Power of Movement in Plants".

Namun, seperti dilansir Live Science, perilaku ini telah didokumentasikan jauh sebelum itu, tepatnya pada 324 SM oleh Androsthenes dari Thasos, rekan Alexander Agung.

Para ilmuwan pun tidak yakin mengapa beberapa tumbuhan menutup daun maupun kelopak bunga menjelang senja.

Berbagai penelitian telah mengusulkan, perilaku tersebut berperan dalam pengaturan suhu atau menguras kelebihan air dari permukaan daun.

Selain itu, ada pula yang beranggapan bahwa niktinasti merupakan cara tumbuhan untuk melawan serangga, yakni dengan meringkuk rapat dan melindungi dirinya.

Kendati demikian, jika perilaku tidur tumbuhan adalah mekanisme pertahanan, jelas tidak akan bekerja setiap saat.

Bahkan faktanya, tumbuhan yang melakukan niktinasti masih kerap berlubang karena digigit serangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com