Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komarudin Watubun
Politisi

Komarudin Watubun, SH, MH adalah anggota Komisi II DPR RI; Ketua Pansus (Panitia Khusus) DPR RI Bidang RUU Otsus Papua (2021); pendiri Yayasan Lima Sila Indonesia (YLSI) dan StagingPoint.Com; penulis buku Maluku: Staging Point RI Abad 21 (2017).

Pesan Soekarno: Antisipasi Risiko Senjata Horor Abad 21

Kompas.com - 13/02/2023, 15:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Serangan militer harus mematuhi prinsip-prinsip distinction, proportionality, dan indiscriminate menurut IHL. Misalnya, serangan siber tidak ditujukan ke obyek dan orang sipil, misalnya tenaga medis dan fasilitas medis.

Tiap orang memiliki hak sehat (Pasal 12 (1) International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights, 1966) dan hak hidup (International Covenant on Civil and Political Righst, 1966).

IHL juga melindung lingkungan hidup. IHL melindung hak asasi manusia (HAM) layak hidup, misalnya pasokan pangan (Pasal 11 (1) ICESCR, 1966), HAM tidak lapar (Pasal 11 (2) ICESCR, 1966), dan HAM sehat fisik dan mental (Pasal 12 ICESCR, 1966). Lingkungan hidup selalu mencakup ‘unsur biotik, kimiawi, dan fisik dari tiap organisme atau satu habitat tanah, air, flora, fauna, dan manusia yang menentukan survival suatu sistem hayat’ di Bumi.

Di sisi lain, produksi dan penggunaan jenis-jenis senjata LAWS memicu lonjakan krisis dan eskalasi risiko di berbagai zona dunia. Risikonya ialah rapuh tanggungjawab komando dan kontrol LAWS. Sebab komando-kontrol telah diambil-alih oleh teknologi AI dan LM. Ini sangat berisiko dalam perang asimetris.

Sistem senjata LAWS juga berisiko mengubah norma-norma hubungan antar-negara. Sebab jenis senjata LAWS menggerus tanggung jawab negara dalam perang. Seringkali revolusi teknologi perang lebih cepat dari hukum internasional. Misalnya, kita baca dari sejarah, abad 18 M, balon udara membawa bom ke Venesia selama Perang Kemerdekaan Italia (1848-1849). Namun, hukum tidak mengatur hal ini saat itu.

Akibatnya, tahun 1944 dan 1945, sekitar 9.000 balon ukuran 30 kaki dari Jepang membawa pembakar dan ‘bom’ (Fu-Go) yang melintas Pasifik setinggi 30.000 kaki selama 3 hari ke wilayah AS (Mikesh, 1973: 1–5). Inggris menggunakan balon hidrogen dengan alat kabel trailing dan pembakar pada Operasi Outward 1942-1944 untuk merusak jaringan listrik atau menimbulkan kebakaran di Jerman dan Eropa (Drapeau, 2011: 94–101).

Tahun 1950-an, AS berupaya mengirim senjata kimia dan biologi melalui balon hidrogen (bom balon E77 dan WS124A Flying Cloud) ke Uni Soviet; program itu gagal, karena akurasinya buruk (Whitby, 2002: 164–166).

Layang-layang dan balon digunakan dalam perang asimetris antara Israel-Palestina awal abad 21. Kini balon terutama dijadikan alat intai atau mata-mata, misalnya balon dari Tiongkok ke AS dan berbagai negara baru-baru ini, dan senjata psikologis, pemicu horor terhadap masyarakat.

Di sisi lain, AI membantu manusia bidang keamanan. Misalnya, Universitas Granada di Spanyol menciptakan AI guna mendeteksi pistol, senapan mesin, melalui gambar atau video dengan presisi tinggi dan super-cepat. Center for Geospatial Intelligence di AS menciptakan sistem AI melacak tepat-akurat perangkat misil anti-pesawat pada citra satelit dan udara.

Generasi ke-5 pesawat tempur X-2 Shinshin sejak penerbangan perdana April 2016, dilengkapi AI dengan sensor deteksi, analisa, kontrol, dan konfigurasi-ulang khususnya jika terjadi kerusakan komponen pesawat dalam suatu pertempuran.

AWS memiliki keunggulan yakni kecepatan, kejutan, dan akurasi di medan tempur. Maka AWS misalnya dapat mengurangi risiko tambahan. Unsur emosi kurang dan dapat diprogram sesuai ketentuan hukum internasional.

Perang robot mengurangi risiko nyawa manusia, misalnya robot penjinak bom. Namun, AWS berisiko memicu instabilitas nuklir.

Apa yang perlu diantisipasi dari jenis-jenis AWS atau LAWS ialah pesan filsuf Herbert Marshall McLuhan (21 Juli 1911 – 31 Desember, 1980): ‘the medium is the message’. Bahwa teknologi ialah kelanjutan dan gambaran sifat-sifat manusia. Maka teknologi, misalnya, mampu melanjutkan sifat patologis manusia.

Pesan Soekarno: “Conflict comes not from variety of skins, nor from variety of religion, but from variety of desires.” Nafsu manusia itu berisiko tersalur melalui AWS atau LAWS. Ini perlu dicegah dan diantisipasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Penjelasan Lengkap Kuasa Hukum AW soal Kasus Suami BCL Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 M

Penjelasan Lengkap Kuasa Hukum AW soal Kasus Suami BCL Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 M

Tren
Perjalanan Kasus Harun Masiku, 4 Tahun Buron, KPK Panggil Sekjen PDI-P

Perjalanan Kasus Harun Masiku, 4 Tahun Buron, KPK Panggil Sekjen PDI-P

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com