Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KIP Kuliah Disebut Salah Sasaran karena Penerimanya Nonton Konser dan Beli Produk Elektronik, Kemendikbud Buka Suara

Kompas.com - 10/02/2023, 13:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Jika ada penerima KIP Kuliah yang terbukti dari keluarga berada, pihak perguruan tinggi dapat mengusulkan pembatalan status penerima beasiswa KIP Kuliah kepada Kemendikbudristek.

"Siapapun yang menyalahi aturan dan terbukti tidak memenuhi syarat maka status
penerima KIP Kuliah dapat dibatalkan," lanjutnya.

Baca juga: Daftar Jalur Mandiri tapi Tak Lolos KIP Kuliah, Bagaimana Biayanya?

Beasiswa sudah membantu banyak mahasiswa

Anang menyatakan, program Bidikmisi dan KIP Kuliah merupakan upaya dari pemerintah untuk mendukung keluarga tidak mampu menempuh pendidikan tinggi.

Namun, tentu tetap diadakan seleksi untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang tidak mampu menempuh pendidikan tinggi. Sayangnya, meski begitu, tetap ada mahasiswa kurang mampu yang gagal mendapatkan bantuan dana ini.

Menanggapi hal tersebut, Anang menyebut ada banyak tawaran beasiswa lain dari perguruan tinggi untuk mahasiswa berprestasi maupun mahasiswa miskin.

"Jika mahasiswa miskin memang kesulitan membayar UKT seharusnya dapat melaporkan ke perguruan tinggi untuk dapat dicarikan solusinya," ujarnya.

Terkait desakan untuk membatalkan program beasiswa tersebut, Kemendikbudristek menilai banyak mahasiswa yang mendapatkan kemudahan dari bantuan itu.

Bahkan, banyak alumni beasiswa ini yang sukses dalam pendidikan dan pekerjaan di tingkat nasional maupun internasional.

Artinya, beasiswa dari pemerintah yang Kemendikbudristek atur ini bermanfaat dan masih dibutuhkan masyarakat.

Data Kemendikbudristek mengungkapkan KIP Kuliah merupakan program beasiswa transformasi yang berjalan mulai 2021. Program ini melanjutkan Program dari Bidikmisi yang berjalan sejak 2010.

Sampai 2022, Program Bidikmisi dan KIP Kuliah mampu membiayai lebih dari 1 juta mahasiswa. Sementara ada 500 ribu lebih lulusan perguruan tinggi dari jenjang D1, D2, D3, D4, sarjana, dan profesi.

Baca juga: Penerima KIP Kuliah Bisa Dicabut atau Diganti, Ini Penyebabnya

Proses seleksi program KIP Kuliah

Berdasarkan keterangan Anang, KIP Kuliah bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat tidak mampu pada pendidikan tinggi yang lebih merata dan berkualitas.

Saat ini, penerimanya akan menerima bantuan biaya hidup minimal sebesar Rp 800.000 sampai Rp 1.400.000.

Tahapan proses seleksi penerimaan program KIP Kuliah sebagai berikut:

  • Calon penerima membuat akun KIP Kuliah di SIM KIP Kuliah dan melengkapi semua data serta mengunggah berkas yang dipersyaratkan
    • Data yang dimasukkan adalah NIK, NISN, dan NPSN.
    • Sistem KIP Kuliah yang terintegrasi dengan Dapodik akan memberikan informasi prioritas penerima berdasarkan persyaratan status ekonomi berupa (i) status pemegang KIP SMA, (ii) status penerima Bansos seperti PKH serta (iii) status tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
    • Jika tidak memiliki salah satu dari tiga prioritas di atas maka harus menggunakan persyaratan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan bukti penghasilan orang tua gabungan maksimal Rp4.000.000.
    • Selanjutnya, unggah bukti status ekonomi, seperti bukti foto rumah, pembayaran listrik, dan kepemillikan aset orang tua.
  • Calon penerima lulus seleksi masuk perguruan tinggi.
  • Perguruan tinggi melakukan seleksi kelayakan calon penerima KIP Kuliah berdasarkan data dan berkas yang ada di SIM KIP Kuliah.
  • Perguruan tinggi melakukan verifikasi data dan berkas, termasuk verifikasi lapang.
  • Perguruan tinggi melakukan seleksi wawancara.
  • Perguruan tinggi menentukan penerima beasiswa sesuai jumlah kuota yang dimiliki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Tren
Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Tren
Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Tren
Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Tren
Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Tren
Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Tren
Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Tren
Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Tren
Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Tren
Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Tren
Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Tren
Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com