Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arief Rosyid Hasan
Komisaris Bank Syariah Indonesia

Dokter gigi, saat ini menjabat sebagai Komisaris Bank Syariah Indonesia | Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 | “70 Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015” versi majalah Men’s Obsession | Pendiri Inisiatif Ekonomi Masjid | Konsistensinya mengembangkan ekosistem ekonomi syariah, masuk dalam "30 Tokoh Muda Inspiratif Republika" | Tokoh Penggerak Ekonomi Syariah Indonesia versi Bank Indonesia | JCI Ten Outstanding Young Persons | Saat ini tengah menyelesaikan pendidikan doktoral.

Sains dan Pemuda sebagai Masa Depan Islam

Kompas.com - 28/01/2023, 14:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sejarawan mencatat Sungai Tigris berwarna hitam karena begitu banyak buku yang dibakar saat serangan spektakuler tentara Hulagu Khan.

Kemudian, berlanjut dengan ditemukannya mesin cetak di Eropa mempercepat laju distribusi pemikiran komunitas mereka ke seluruh penjuru dunia hingga hari ini.

Faktor lain juga, yakni konflik internal dalam pemerintahan Islam. Syekh Said Ramadhan Al-Buthi, seorang ilmuwan Suriah di bidang ilmu-ilmu agama Islam juga menilai di tengah hegemoni peradaban Barat, umat Islam sedikit demi sedikit kehilangan jati dirinya yang dampaknya adalah umat Islam tidak mengenali lagi peradabannya.

Yang dapat kita pelajari dari sejarah gemilang peradaban Islam dan kemajuan sains teknologi pada masa itu, utamanya pada era Abbasiyah adalah keterbukaan dan toleransi.

Jika tak ada penerjemahan buku-buku dari zaman Yunani Klasik mungkin tak akan ada ibn Sina, al-Kindi, ataupun al-Farazi.

Begitupun jika pemerintah tidak mendukung para ilmuwan dan anak mudanya untuk mempelajari beragam bahasa, menerjemahkan, dan mencatatnya, proses akulturasi dan kekayaan intelektual maka kita tidak akan merasakannya hari ini.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbanyak, perlu menjadikan sejarah emas itu sebagai catatan dan pelajaran penting.

Sejarah telah membentangkan bagaimana kegemilangan sains dapat terwujud, juga faktor-faktor yang menyebabkan kemundurannya.

Jika kita bisa berkaca dari peristiwa itu, dan membuka diri untuk belajar, berkonstribusi secara sosial apapun bidang kita, bukanlah hal yang mustahil era gemilang sains dan teknologi dapat terulang kembali.

Islam di Indonesia menjadi unik dan menarik karena mampu hidup di tengah keragaman suku, ras, adat dan budaya. Terjadi akulturasi serta meresap dalam pergaulan sosial sebagian besar masyarakat Indonesia, baik berbentuk norma sosial maupun tradisi.

Hal ini yang menjadi atensi kami, sebagai Tim Satgas Digital Masjid Agung Sunda Kelapa berkolaborasi Universitas Islam Internasional Indonesia melaksanakan kegiatan Muslimverse: Konektivitas Pemuda terhadap Wacana Islam Global selama 2 hari, yakni 23-24 September 2022, di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Menteng, Jakarta Pusat.

Sebanyak 50 peserta yang hadir berdiskusi langsung dengan para tokoh-tokoh penting Islam di Indonesia hingga para intelektual dari UIII.

Beragam topik pun dibahas termasuk bagaimana penetrasi teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari mendorong terciptanya demokratisasi informasi.

Betapa pentingnya generasi muda Islam Indonesia mampu menghadapi tantangan zaman dengan mengakar pada nilai-nilai Islam serta berpegang teguh pada identitas keindonesiaan.

Salah satu yang menjadi catatan penting adalah ketertinggalan kita pada bidang pengetahuan, terutama cendekiawan Muslim yang bisa dilihat dari para peraih Nobel.

Jika kita secara kolaboratif dari berbagai bidang terus bergerak, penghargaan Nobel sebagai salah satu standar dalam bidang kedokteran, fisika, kimia, sastra, dan perdamaian bukan tidak mungkin akan didominasi oleh kelompok Islam.

Seperti diketahui, peraih penghargaan nobel terbesar dipegang oleh Kristen (68,3 persen), Yahudi (20,8 persen), Islam (1,3 persen), Hindu (0,8 persen), dan Budha (0,4 persen).

Dalam kategori Islam, ada tiga orang yang pernah menang, yakni Abdus Salam (1979) di bidang Fisika, Ahmad Zewail (1999), dan Azis Sancar (2015) di bidang Kimia.

Capaian mereka harus dilanjutkan oleh kita sebagai pemuda Islam di Indonesia, sebagai negara dengan 87 persen penduduknya Muslim dan 12,5 persen penduduk Islam terbesar di dunia. Semoga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com