Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Gempa M 7 di Wilayah Laut Maluku Siang Ini

Kompas.com - 18/01/2023, 15:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan M 7 mengguncang Laut Maluku, Rabu (18/1/2023).

Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 7,0.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan bahwa gempa tersebut tidak memicu potensi gelombang tsunami.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini ridak berpotensi tsunami," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (18/1/2023).

Adapun episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,80° LU ; 127,03° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 Km arah Selatan Kota Melonguane, Sulawesi Utara pada kedalaman 71 km.

Gempa bumi di Laut Maluku merupakan jenis gempa bumi menengah.

Hal ini sebagaimana mengacu pada lokasi episenter dan hiposenter gempa,

"Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah dipicu oleh deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku," terangnya.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

Baca juga: Gempa M 7,1 Guncang Melonguane Sulut, Tidak Berpotensi Tsunami

Dampak yang ditimbulkan

Gempa bumi di Laut Maluku menimbulkan dampak yang dirasakan oleh sejumlah daerah, di antaranya:

1. Skala intensitas III-IV MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu.

Getaran terasa di Kep. Talaud, Kep. Sangihe, Kep. Sitaro, dan Tidore.

2. Skala intensitas III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu

Getaran terasa di daerah Minahasa, Manado, Minahasa Utara, Bitung, Ternate, Sofifi, Halmahera Timur, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan, Halmahera Barat, Halmahera Utara, Bolaang Mongondow, Banggai Kepulauan.

3. Skala intensitas II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com