Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Sejumlah Kader Utamanya, Bagaimana Nasib PSI di Pemilu 2024?

Kompas.com - 20/12/2022, 09:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjelang Pemilu 2024, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) justru ditinggal sejumlah kader utamanya.

Terbaru, kader PSI yang mengundurkan diri adalah Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PSI Rian Ernest pada Kamis (15/12/2022).

Ernest menyusul sejumlah petinggi PSI yang lebih dahulu mengundurkan diri, yakni Tsamara Amany, Sunny Tanuwidjaya, dan Victor Sianipar.

Padahal, elektabilitas PSI dalam beberapa survei masih jauh dari harapan.

Lantas, bagaimana nasib PSI pada Pemilu 2024 setelah ditinggal sejumlah kader pentingnya?

Peneliti senior Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Jino Putra mengatakan, kondisi ini mengindikasikan adanya problem internal di tubuh PSI.

Baca juga: Apakah Nomor Urut Parpol Berpengaruh dalam Kesuksesan Pemilu? Ini Kata Pengamat

Untuk mencegah eskalasi masalah, ia berharap agar PSI segera melakukan evaluasi struktural dan melakukan konsolidasi internal.

"Jika tidak segera melakukan konsolidasi internal dan mengubah strateginya, maka besar peluang PSI akan kembali gagal untuk lolos parlemen di Pemilu 2024," kata Jino saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/12/2022).

Jino menilai, PSI saat ini telah melenceng dari tujuan awal sebagai "partai anak muda".

Ia menjelaskan, PSI saat ini juga terkesan terlalu agresif dan berfokus untuk menyerang figur tertentu secara berlebihan, seperti Anies Baswedan.

"Hal ini membuat sentimen publik terhadap PSI cenderung negatif, terutama di kalangan generasi muda," jelas dia.

Baca juga: Menyoal Hak Istimewa Parpol di Parlemen yang Boleh Gunakan Nomor Urut Pemilu 2019...

Berdasarkan survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada Agustus 2022, Jino menyebut generasi Z dan milenial justru menyukai partai lama, seperti Demokrat (82 persen) dan Gerindra (79 persen).

PSI yang mengklaim sebagai partai anak muda justru hanya meraup 58,1 persen.

"Ini membuktikan bahwa PSI belum cukup serius dalam upayanya menggaet suara generasi muda. Padahal, Pemilu 2024 sudah dekat," ujarnya.

Menurutnya, kembali ke tujuan awal partai, serta merancang strategi dan program yang konkret merupakan sebuah keharusan untuk menarik suara generasi muda.

Tak hanya itu, Jino menganggap penting adanya figur pengganti yang menjadi vote getter di tubuh PSI.

"Sayangnya, PSI yang tidak lolos parlemen pada Pemilu 2019 lalu, akan membuat daya tawar dan daya tarik lemah terhadap figur prominent tersebut," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Tren
10 Mei 'Hari Kejepit', Apakah Libur Cuti Bersama?

10 Mei "Hari Kejepit", Apakah Libur Cuti Bersama?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com