Banun menerangkan, keracunan dapat terjadi jika beberapa kandungan berbahaya di beras tidak dihilangkan dengan baik selama proses persiapan dan pemasakan.
Baca juga: Viral, Video Kekejaman Diduga Dilakukan Kelompok OPM, Ini Penjelasan Polda Papua
Terlepas dari risiko kesehatan di balik tren ini, Banun menjelaskan bahwa beras memang mengandung gizi yang baik.
Ia mengatakan bahwa sebagian besar kandungan gizi pada beras adalah karbohidrat.
Dalam hal ini, 100 gram beras giling mengandung sekitar 24 persen (77,1 gram) karbohidrat, 14 persen protein (8,4 gram), dan beberapa vitamin.
Vitamin yang terkandung di dalam beras, seperti vitamin B3, vitamin B1, serat dan mineral seperti kalsium, fosfor dan zat besi.
Baca juga: Benarkah Cuci Hidung dengan Larutan NaCl Bisa Membersihkan Virus dan Bakteri?
Tetapi, kandungan tersebut dapat dirasakan apabila bahan pangan ini dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Banun mengingatkan bahwa beras yang belum dimasak mengandung lektin atau protein yang mengikat karbohidrat.
Kandungan ini, kata Banun, adalah zat antinutrisi yang tidak dapat dicerna dan dapat menghambat metabolisme makanan di dalam tubuh.
"Jadi konsumsi lektin dalam frekuensi sering dan banyak justru berdampak buruk bagi metabolisme kita," tandasnya.
Baca juga: Benarkah NaCl Bisa Bersihkan Virus dan Bakteri di Hidung?
Mengingat tren makan beras di TikTok berisiko bagi kesehatan, Banun mengingatkan agar warganet lebih kritis terhadap konten yang mereka lihat di media sosial.
Pastikan juga untuk mencari tahu kebenaran dari konten yang diposting dari para ahli, seperti dokter atau ahli gizi dalam bidang pangan.
"Sehingga tidak langsung mempercayai informasi di media sosial yang sedang viral," pungkasnya.