Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Jari Manusia dalam Sayur Lodeh di Belu NTT, Ini Kronologinya

Kompas.com - 13/12/2022, 16:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dihebohkan dengan temuan potongan jari manusia dalam sayur lodeh, Kamis (8/12/2022). 

Temuan potongan jari manusia dalam sayur lodeh ini dilaporkan oleh seorang warga bernama Petrus Watu (30).

Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy mengonfirmasi adanya temuan tersebut pada Minggu (11/12/2022).

"Hasilnya, memang itu potongan jari manusia," jelas dia.

Baca juga: Warga NTT Kaget Temukan Potongan Jari Manusia di Sayur Lodeh yang Dibeli dari Warung

Kronologi kejadian penemuan jari manusia di sayur lodeh

Ariasandy menuturkan, kasus tersebut bermula ketika Dion Klau dan Fao membeli sayur lodeh di sebuah warung di Kecamatan Tasifeto Timur. 

"Sayur lodeh itu dibelinya di warung makan Al milik YKD, di Dusun Baulenu, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Kamis (8/12/2022) siang," kata Ariasandy, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Sayur lodeh tersebut lalu dibawa pulang dan disantap bersama-sama. Saat Dion dan Iso menyantap sayur lodeh terlebih dahulu, mereka tidak mengetahui adanya potongan jari.

Lalu Petrus menjadi orang terakhir yang menyantap sayur lodeh tersebut. 

Kemudian saat Petrus hendak menyantap sayur lodeh tersebut, dia menemukan sebuah potongan jari manusia. 

Mengetahui hal itu, mereka pun melaporkannya kepada pihak kepolisian. Sebagai barang bukti, mereka juga membawa sisa sayur lodeh dan potongan jari manusia.

Berdasarkan pemeriksaan, Ariasandy memastikan bahwa benda dalam sayur lodeh tersebut memang potongan jari manusia.

Baca juga: Kasus Jari Manusia di Sayur Lodeh, Polres Belu Periksa Sejumlah Pihak

Polisi memeriksa sejumlah saksi

Kabid Humas Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan di Markas Polda NTT, Senin (12/12/2022) KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Kabid Humas Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy, saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan di Markas Polda NTT, Senin (12/12/2022)

Ariasandy menuturkan, kasus tersebut saat ini ditangani oleh Polres Belu, NTT.

Menurutnya, Polres Belu saat ini sedang mendalami kasus tersebut dan memeriksa sejumlah saksi.

Ia menjelaskan, sejumlah saksi yang telah diperiksa adalah pemilik warung berinisial YKD dan pemasok tahu ke warung itu.

Kendati demikian, belum ada titik terang terkait potongan jari manusia itu.

"Polres Belu juga sudah periksa orang perorang yang bekerja di warung A serta tempat penjualan tahu tersebut, tetapi tidak ada yang mengalami luka pada jari," ujarnya.

(Sumber: Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere | Editor: Krisiandi/Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Tren
Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Tren
Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Tren
Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Tren
KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

Tren
Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Tren
Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Tren
Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Tren
Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Tren
Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Tren
Ramai soal Video WNA Sebut IKN 'Ibukota Koruptor Nepotisme', Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Tren
Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Tren
Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Tren
Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com