Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Pertaruhan Lingkungan di Balik Ambisi Hilirisasi Nikel

Kompas.com - 15/11/2022, 09:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bijih sulfida memang sangat cocok untuk proses pirometalurgi, karena kadar bijihnya relatif tinggi dan kadarnya mudah dikonsentrasikan dengan flotasi. Saat ini bijih sulfida merupakan sumber utama produk kelas 1 dengan kemurnian tinggi.

Bijih limonit biasanya diproses melalui proses hidrometalurgi seperti HPAL (high-pressure acid leaching), karena mudah untuk melindi nikel yang diserap dari tanah liat dan memiliki lebih sedikit magnesium.

Sementara, untuk sumber daya laterit terbentuk oleh pelapukan dalam suhu tinggi dan iklim lembab. Tanah bagian atas yang lebih lapuk disebut limonit, dan tanah bagian bawah yang kurang lapuk disebut saprolit. Nikel terutama diserap dalam tanah liat dalam bijih daripada mineral.

Saprolit memiliki kadar yang relatif lebih tinggi (1,8-3,0 persen) dibandingkan limonit (0,8-1,8 persen). Karena perbedaan ini, metode produksi produk nikel dan pemurniannya berbeda di setiap negara, tergantung jenis bijih nikelnya.

Bijih saprolite umumnya tidak cocok untuk produk kelas 1, dan lebih cocok digunakan untuk memproduksi produk kelas 2, misalnya feronikel dan besi kasar nikel.

Inilah gambaran bahwa prospek pasokan nikel begitu beragam. Pasar nikel secara keseluruhan kemungkinan akan tetap dipasok dengan pertumbuhan positif, tetapi gambarannya menjadi sangat berbeda untuk nikel kelas 1.

Saat ini produksi nikel kelas 1 sedikit surplus, tetapi peningkatan pesat dalam permintaan baterai membuat nikel kelas 1 berpotensi defisit di masa depan karena akan semakin diperebutkan.

Secara umum, sumber daya sulfida sangat cocok untuk memproduksi nikel kelas 1 baterai. Namun, sebagian besar pertumbuhan produksi di tahun-tahun mendatang diperkirakan akan datang dari daerah dengan sumber daya laterit dalam jumlah besar, seperti Indonesia dan Filipina, yang umumnya lebih cocok untuk produk kelas 2.

Dengan demikian, HPAL mendapatkan daya tarik sebagai cara untuk menghasilkan produk kelas 1 dari sumber daya laterit.

Lima proyek hidrometalurgi yang sedang dikembangkan di Indonesia semuanya menggunakan HPAL.

Hal ini perlu dicermati dan sekaligus ini menjadi tantangan. Pertama, proyek HPAL sebelumnya memiliki rekam jejak pembengkakan biaya dan penundaan proyek.

Kedua, HPAL secara teknis sulit dioperasikan secara stabil, karena HPAL memproses bijih berkadar rendah di bawah suhu dan tekanan tinggi.

Ketiga, karena HPAL menggunakan asam untuk melepaskan logam dari endapan, fasilitas produksi asam diperlukan di lokasi, yang menimbulkan biaya tambahan. Biaya modal untuk proyek-proyek HPAL biasanya lebih dari dua kali lipat biaya untuk smelter konvensional untuk bijih oksida.

Keempat, proyek HPAL cenderung memakan waktu empat hingga lima tahun untuk meningkatkan kapasitas hingga 80 persen (BloombergNEF, 2020).

Mitigasi risiko pencemaran lingkungan

Rekam jejak masa lalu HPAL benar-benar harus menjadi pelajaran penting untuk prospek-proyek HPAL Indonesia yang sedang dijalankan. Proyek direncanakan untuk memanfaatkan infrastruktur yang ada, yang dapat membantu mengurangi biaya modal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com