Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022, Logo, dan Sejarahnya...

Kompas.com - 09/11/2022, 12:50 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Pahlawan diperingati setiap tahunnya pada 10 November. Tahun ini, Hari Pahlawan jatuh pada Kamis (10/11/2022).

Tahun ini, tema Hari Pahlawan 2022 adalah "Pahlawanku, Teladanku".

Tema ini memiliki harapan agar perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk meneruskan pembangunan dan mengisi kemerdekaan.

Setiap orang dapat memberikan kontribusi bagi bangsa sesuai kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing tanpa harus dengan mengangkat senjata.

Baca juga: Profil Singkat 5 Tokoh yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Perayaan Hari Pahlawan 2022

Menyambut hari besar nasional Indonesia itu, Kementerian Sosial (Kemensos) mengimbau kantor Kementerian dan Lembaga untuk turut memperingati Hari Pahlawan untuk menyelenggarakan Upacara Hari Pahlawan 2022.

Mengacu pada Surat Menteri Sosial Nomor S-86/MS/B/PB.06.00/11/2022 yang ditandatangani oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini (4/11/2022), berikut beberapa imbauan Upacara Hari Pahlawan 2022:

1. Mengibarkan bendera merah putih

Pengibaran bendera merah putih dilakukan tepat pada 10 November 2022.

2. Mengheningkan cipta selama 60 detik

Hening Ceipta dilakukan pada pukul 08.15-08.16 waktu setempat di seluruh lokasi di mana WNI berada, menghentikan semua kegiatan, melakukan penghormatan, berdiri tegap dan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Tujuan dari mengheningkan cipta adalah untuk menghormati perjuangan para Pahlawan.

Hening Cipta selama 60 detik secara serentak dilaksanakan:

  1. Di Pusat (Jakarta), yakni pada Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Jakarta sebagai titik komando ditandai dengan bunyi sirine di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata selama 1 menit dengan mengutamakan protokol kesehatan.
  2. Di Provinsi dan Kabupaten/Kota, yakni pada Upacara Bendera di halaman Kantor Gubernur/Kabupaten/Kota, sebagai titik komando ditandai dengan bunyi sirine di tempat-tempat upacara antara lain Kantor-kantor/Instansi Pemerintah, Swasta dan lain-lain, selama 1 menit dengan mengutamakan protokol kesehatan.
  3. Di Kecamatan/Kelurahan/Desa pada Upacara Bendera di tempat upacara sebagai titik komando ditandai dengan bunyi sirine atau menyesuaikan di tempat upacara selama 1 menit dengan mengutamakan protokol kesehatan.

Baca juga: Sejarah Hari Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa...

3. Menggunakan logo Hari Pahlawan 2022

Logo Hari Pahlawan 2022 terdiri dari tiga warna, yakni merah, putih, dan hitam.

Dilansir dalam laman Kemensos, logo peringatan Hari Pahlawan 2022 dominan dengan bentuk kepalan tangan disertai tema, Pahlawanku Teladanku.

Logo ini memiliki makna tersendiri, mulai dari melambangkan semangat juang, mempertahankan kemerdekaan, rela berkorban untuk Tanah Air, dan perlawanan untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia.

Logo tersebut dapat yang dapat diunduh di situs www.kemensos.go.id.

Baca juga: Profil 4 Pahlawan Nasional Baru, Usmar Ismail hingga Raden Aria Wangsakara

Makna logo Hari Pahlawan 2022Kemensos Makna logo Hari Pahlawan 2022

4. Menyelenggarakan upacara bendera di masing-masing instansi

Masih dari laman Kemensos, upacara Hari Pahlawan akan digelar bersamaan dengan Hari Pahlawan, berikut jadwalnya:

  • Tanggal upacara: Kamis, 10 November 2022
  • Waktu upacara: Pukul 08.00 waktu setempat
  • Tempat upacara: Lapangan terbuka atau menyesuaikan.

Upacara sebaiknya dilakukan secara khidmat, tertib dan sederhana dengan mengutamakan protokol kesehatan.

Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan 10 November

Sejarah hari pahlawan 10 November

Menurut Kemensos, penetapan Hari Pahlawan yang diperingati tiap 10 November itu bukan tanpa alasan.

77 tahun yang lalu, tepatnya pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris di Surabaya.

Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Gencatan senjata antara pkedua belah pihak dilakukan pada 29 Oktober 1945. Alhasil, keadaan berangsur-angsur mereda. Meskipun begitu tetap saja terjadi bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.

Baca juga: Mengenal Usmar Ismail, Tokoh yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Trem listrik melintas di Jalan Gemblongan, tepatnya depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Fotax Fotografisch Magazijn, dan Atelier di sisi kiri. Foto diambil tahun 1938.KITLV Trem listrik melintas di Jalan Gemblongan, tepatnya depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Fotax Fotografisch Magazijn, dan Atelier di sisi kiri. Foto diambil tahun 1938.

Bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945.

Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak
Indonesia dan berakibat pada keputusan pengeluaran Ultimatum 10 November 1945 oleh Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, pengganti Mallaby.

Ultimatum itu meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris.

Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan.

Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya.

Pertempuran itu mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban. Sebagian besar korban adalah warga sipil.

Selain itu, sekitar 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1600 orang prajurit Inggris tewas, hilang, dan luka-luka.

Baca juga: Mengenang Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com