Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Monetisasi Masyarakat Betawi dan Geliat Metropop

Kompas.com - 24/10/2022, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Menurut Lance Castle, Jakarta didiami oleh masyarakat yang menamakan dirinya sebagai orang Betawi. Nyatanya, masyarakat Betawi ini terbentuk melalui proses yang disebut sebagai melting pot, percampuran pelbagai etnik dan budaya, baik dari dalam maupun luar Indonesia.

Seperti pada kesenian, ada “Gambang Kromong” yang berasal dari seni musik Cina, kemudian ada juga “Sahibul Hikayat” yang datang dari Timur Tengah.

Itu sebabnya, bagi masyarakat Betawi sudah biasa ada pergeseran makna ataupun percampuran budaya sebagai ekspresi masyarakatnya.

Seperti yang diungkapkan Paramita (2019) bahwa ondel-ondel yang dulunya diarak keliling kampung untuk mengusir bala dan roh jahat, sekarang mulai dikomersialkan. Akan tetapi, budaya Betawi bukan perihal ondel-ondel saja yang mulai berubah.

JJ Rizal, sejarawan kelahiran Betawi asli, menuturkan pendapatnya perihal kehidupan dirinya sebagai bagian dari masyarakat Betawi dan erat dengan sastranya, seperti tokoh Pitung dan Djampang, dalam siniar BEGINU bertajuk “Bersyukur Lahir dari Nyak Betawi” yang dapat diakses melalui bit.ly/beginubetawi.

Si Pitung dan Si Djampang

Perihal kesusastraannya, bisa dikatakan kisah Si Pitung begitu dekat dengan masyarakat Betawi. Kedekatannya ini bukan tanpa alasan. Si Pitung kerap diceritakan membantu masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang terjajah dan tak berdaya.

Baca juga: Kerajinan Tangan Anyaman dan Peluang Bisnis Internasional

 

Itu sebabnya, tokoh Si Pitung merupakan cerminan anti kolonial yang berbekal kepandaian dan kesaktian.

Sementara tentang kisah Si Djampang, Harian Kompas pernah menerbitkan sebuah bertajuk “Si Djampang Terdesak” pada hari Senin, 31 Mei 1971, lengkap dengan lantunan pantun dan karikaturnya selayak-layaknya masyarakat Betawi. Akan tetapi, di zaman Orde Baru, Si Djampang dibuat tidak berkutik.

Si Djampang sendiri adalah tokoh masyarakat Betawi yang dikenal sebagai jawara. Namun, derasnya arus pembangunan perkotaan pada era Orde Baru membuat Si Djampang tak berkutik.

Pasalnya, di zaman itu pembangunan perkotaan sedang marak-maraknya sehingga menyebabkan masyarakat Betawi harus merelakan tanah mereka untuk dijual.

Inilah realitas yang harus dihadapi dan berujung hingga kini. Masyarakat Betawi akan memperoleh ganti rugi atas tanah yang dijual, di saat yang sama mereka harus kehilangan sawah, lahan, dan pelbagai pesona Jakarta di masa lampau.

Yang Pop dan Kekinian

Kehadiran budaya populer juga tidak mungkin kita tampik. Sesuatu yang populer sudah menjadi konsumsi sehari-hari, seperti gaya berpakaian atau sekadar minum boba. Meskipun, keseharian populer itu datang dan pergi silih berganti dan tidak hanya terjadi sekarang ini, melainkan telah terjadi sedari dulu.

Bahkan, karya Shakespeare seperti Romeo and Juliet (1597) yang sekarang dianggap sebagai kanon, dulunya merupakan bagian dari sastra populer.

Itulah mengapa, suatu budaya yang lahir dari masyarakat tidak perlu diatur atau disahkan aparat negara, terutama menjadi hak milik seseorang atau instansi, seperti yang terjadi pada Citayam Fashion Week (CFW).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com