Dikutip dari Brain Works, gelombang otak dideteksi menggunakan sensor yang ditempatkan di kulit kepala.
Gelombang otak bisa berubah sesuai dengan apa yang kita lakukan dan rasakan.
Ketika gelombang otak yang lebih lambat dominan, seseorang bisa merasa lelah, lamban, atau melamun.
Frekuensi yang lebih tinggi dominan ketika kita merasa terhubung, atau sangat waspada.
Baca juga: Tumor Otak: Pengertian, Gejala, Diagnosis, hingga Penyembuhannya
Bentuk gelombang otak dan pengalaman sehari-hari yang Anda rasakan tidak dapat dipisahkan.
Ketika gelombang otak kita tidak seimbang, akan ada masalah terkait dalam kesehatan emosional atau neuro-fisik.
Hal itu bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan, masalah tidur, mimpi buruk, kewaspadaan berlebihan, perilaku impulsif, kemarahan/agresi, depresi gelisah, hingga nyeri saraf kronis.
Baca juga: Hari Otak Sedunia 22 Juli, Ini Sejarah dan Tema Peringatannya
Secara umum, setiap proses yang mengubah persepsi Anda bisa mengubah gelombang otak Anda.
Intervensi kimia seperti obat-obatan atau obat-obatan rekreasional adalah metode yang paling umum untuk mengubah fungsi otak.
Namun, metode lain yang bisa digunakan adalah terapi gelombang otak.
Cara lain bisa dilakukan dengan melakukan metode tradisional timur, seperti meditasi dan yoga.
Kedua olah raga itu dapat melatih gelombang otak Anda menjadi seimbang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.