Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Vaksin Covid-19 Indovac dan AWcorna yang Dapat Izin BPOM

Kompas.com - 01/10/2022, 19:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Covid-19 Indovac dan AWcorna.

Dalam siaran pers BPOM, EUA merupakan pintu awal akses untuk memperoleh vaksin yang dibutuhkan masyarakat sebagai upaya strategis dalam penanggulangan pandemi dan perlindungan terhadap Covid-19.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, dengan disetujuinya EUA terhadap kedua vaksin ini, semakin menambah alternatif vaksin yang dapat digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 untuk dewasa usia 18 tahun ke atas.

"Kedua vaksin tersebut juga sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)," ujar Penny.

Berikut penjelasan mengenai vaksin Covid-19 Indovac dan AWcorna:

Baca juga: BPOM Setujui Vaksin Covovax untuk Booster Usia 18 Tahun ke Atas

Mengenal vaksin Covid-19 Indovac

BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin Indovac pada 24 September 2022.

Dituliskan bahwa Indovac merupakan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri.

Vaksin Indovac memiliki kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2.

Indovac merupakan vaksin Covid-19 dengan platform rekombinan protein subunit yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, AS.

Vaksin ini menjadi vaksin Covid-19 pertama yang diproduksi secara lokal di dalam negeri mulai dari proses hulu hingga hilir.

Baca juga: BPOM Setujui Vaksin Covovax untuk Booster Usia 18 Tahun ke Atas

Penggunaan vaksin Covid-19 Indovac

Vaksin Indovac akan digunakan dalam vaksinasi primer yang diberikan dalam 2 dosis suntikan dengan interval 28 hari.

Efikasi vaksin Indovac mengacu pada hasil uji imuno bridging pada uji klinik fase 3, yang menunjukkan antibodi netralisasi vaksin yang non-inferior dengan vaksin protein subunit pembanding (92,5 vs 87,09 persen).

Efek samping atau adverse events (AEs) dalam uji klinik vaksin Indovac dilaporkan umumnya bersifat ringan.

Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein sub-unit pembanding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA.

Baca juga: Mengenal Qdenga, Vaksin Dengue Terbaru yang Dapat Izin Edar BPOM

Mengenal vaksin Covid-19 AWcorna

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito saat menjelaskan izin edar untuk Vaksin Indovac dan Vaksin AWcorna secara daring di Gedung BPOM, Jakarta, Jumat (30/9/202). KOMPAS.com/Fika Nurul Ulya Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito saat menjelaskan izin edar untuk Vaksin Indovac dan Vaksin AWcorna secara daring di Gedung BPOM, Jakarta, Jumat (30/9/202).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com