Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Peringatkan Waspada, Ini Gejala Penyakit Legionellosis

Kompas.com - 17/09/2022, 19:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan terhadap penyakit Legionellosis di Indonesia.

Kewaspadaan mencuat akibat adanya kasus Pneumonia yang belum diketahui penyebabnya di Argentina.

Meski begitu, penyakit ini belum ditemukan kasusnya di Indonesia.

Per 3 September 2022, total ada 11 kasus pneumonia berat dengan 4 kematian komorbid di Argentina.

Apa saja gejalanya?

Baca juga: Kemenkes Peringatkan Kewaspadaan terhadap Penyakit Legionellosis di Indonesia, Penyakit Apakah Itu?

Baca juga: Gejala HIV dari Waktu ke Waktu, Ini Tahapannya

Gejala Legionellosis

Dilansir laman WHO, Legionellosis adalah penyakit seperti pneumonia yang tingkat keparahannya bervariasi dari penyakit demam ringan hingga bentuk pneumonia yang serius dan terkadang fatal.

Kasus awalnya dilaporkan sebagai pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui. Bakteri Legionella diidentifikasi sebagai organisme penyebab pada 3 September.

Adapun gejala yang muncul dari para pasien, antara lain:

  1. Demam
  2. Mialgia
  3. Nyeri perut
  4. Dispnea.

Legionellosis adalah istilah umum yang menggambarkan bentuk infeksi pneumonik dan non-pneumonik dengan spesies bakteri Legionella.

Penyakit legiuner, bentuk pneumonia, memiliki masa inkubasi 2 sampai 10 hari (tapi sampai 16 hari telah dicatat dalam beberapa wabah).

Penyakit ini bisa menyebabkan wabah yang signifikan bagi kesehatan masyarakat, tetapi hal tersebut jarang terjadi.

Awalnya, gejalanya adalah demam, batuk ringan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, malaise dan lesu. Beberapa pasien juga mengalami nyeri otot, diare dan kebingungan.

Baca juga: Batuk Tak Kunjung Sembuh? Ini Gejala Lengkap Bronkitis

Baca juga: 5 Gejala Anda Mungkin Mengidap Kanker yang Mematikan, Apa Saja?

Tingkat keparahan dan kematian

Ilustrasi pneumonia. Ilustrasi pneumonia.
Tingkat keparahan penyakit Legionnaire berkisar dari batuk ringan hingga pneumonia yang cepat fatal. Apabila penyakit ini tidak diobati biasanya memburuk selama minggu pertama.

Kematian akibat penyakit ini tergantung pada tingkat keparahan penyakit, penggunaan pengobatan antibiotik, tempat tertular, dan apakah pasien memiliki penyakit bawaan (seperti imunosupresi).

Tingkat kematian penyakit ini dapat mencapai 40-80 persen pada pasien imunosupresi yang tidak diobati dan dapat berkurang menjadi 5-30 persen melalui manajemen kasus yang tepat, tergantung pada tingkat keparahan tanda dan gejala klinis.

Secara keseluruhan, angka kematian biasanya antara 5-10 persen.

Bentuk paling umum dari penularan Legionellosis adalah menghirup aerosol yang terkontaminasi dari sumber air yang terkontaminasi.

Adapun sumber yang dikaitkan dengan transmisi Legionella adalah pendingin AC atau kondensor evaporatif yang terkait dengan AC. Selain itu sistem air panas, air dingin, pelembab udara, dan spa pusaran air.

Sampai saat ini, tidak ada penularan langsung dari manusia ke manusia yang dilaporkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com