Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi BBM Subsidi Meningkat, Apakah Cukup sampai Akhir Tahun?

Kompas.com - 27/08/2022, 07:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tengah digodok pemerintah.

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap mengungkapkan beban negara untuk membiayai subsidi energi sudah lebih dari Rp 500 triliun.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan, kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar berpotensi habis pada September dan Oktober 2022.

"Setiap bulan (konsumsinya) 2,4 juta KL. Kalau ini diikuti, bahkan akhir September ini habis untuk (kuota) Pertalite," kata Sri Mulyani dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/8/2022).

Baca juga: Anggaran Subsidi Rp 500 Triliun dan Modus Penyelewengan BBM Subsidi

Benarkah hal itu?

Penjelasan Pertamina

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengemukakan hal senada yang dilontarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Menurutnya, kuota Pertalite dan Solar dapat habis sebelum akhir 2022. Hal tersebut dapat terjadi apabila tidak ada pengaturan untuk masyarakat yang berhak membeli Pertalite dan Solar.

"Bila tidak ada pengaturan tidak akan cukup," kata Irto kepada Kompas.com, Sabtu (26/7/2022).

Guna mengatur hal itu, Pertamina telah berusaha untuk mendata masyarakat yang berhak untuk membeli Pertalite dan Solar.

Baca juga: Menilik Rencana Pemerintah Naikkan Harga BBM Subsidi...


Hal itu ditujukan guna penggunaan Pertalite dan Solar dapat mencukupi hingga akhir 2022, serta alokasi subsidi bisa tepat sasaran.

"Penyaluran tepat sasaran, konsumen yang melakukan pengisian BBM subsidi harus ada datanya," jelas Irto.

Irto menghimbau bagi masyarakat yang berhak atas BBM subsidi agar segera mendaftarkan kendaraannya.

Pendaftaran dapat dilakukan melalui booth pendaftaran yang sudah disedikan di SPBU ataupun melalui website subsiditepat.mypertamina.id.

"Mari sama-sama kita pastikan agar subsidi ini bisa tepat sasaran. Dan mari bersama-sama hemat dalam penggunaan BBM," pungkasnya

Baca juga: Rencana Kenaikan Harga BBM dan Dampak-dampak yang Ditimbulkan

Penyebab kuota hampir habis

Menkeu Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers usai mengikuti sidang kabinet yang membagas Rancangan APBN di Kantor Presiden, Senin (8/8/2022). Sri Mulyani jelaskan kondisi anggaran subsidi BBM.(Dok. Sekretariat Presiden) Menkeu Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers usai mengikuti sidang kabinet yang membagas Rancangan APBN di Kantor Presiden, Senin (8/8/2022). Sri Mulyani jelaskan kondisi anggaran subsidi BBM.

Diketahui, pemerintah telah menetapakan kuota Pertalite sebanyak 23,05 juta kiloliter (KL) dan Solar sebanyak 14,91 juta KL pada 2022.

Pada kenyataannya, hingga Juli 2022 tingkat konsumsi Solar sudah mencapai 9,88 juta KL. Artinya hanya menyisakan kuota 5,03 juta KL sampai akhir tahun.

"Jadi kalau ikuti tren ini, bulan Oktober habis kuotanya itu (Solar)," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Sinyal Kenaikan Harga BBM, Ini Prediksi dan Dampaknya

Menurutnya, borosnya kuota BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar lebih dikarenakan semua berhak menggunakan. Padahal orang kurang mampu yang berhak atas BBM subsidi malahan hanya sedikit yang menikmatinya.

"Memang orang-orang yang tidak mampu dan miskin tetap juga menikmati barang itu namun porsinya kecil. Ini yang perlu untuk kita pikirkan tambah ratusan triliun, berarti kita menambah (subsidi) yang sudah mampu makin banyak lagi," katanya lagi.

Hal tersebutlah yang menyebabkan kuota Pertalite dan Solar hampir memenuhi batas kuota pada 2022.

Padahal pemeritah telah menganggarkan subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502,4 triliun, mencakup Pertalite sebesar Rp 93 triliun dan Solar sebesar Rp 143 triliun.

Oleh sebab itu apabila BBM subsidi tidak tepat sasaran, maka anggaran subsidi dan kompensasi energi dapat bertambah Rp 198 trilliun.

Baca juga: Rencana Kenaikan Harga BBM, Inflasi, dan Solusi yang Bisa Ditempuh...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

4 Cara Mengaktifkan Kembali BPJS Kesehatan yang Nonaktif secara Online

4 Cara Mengaktifkan Kembali BPJS Kesehatan yang Nonaktif secara Online

Tren
Pernah Muncul di Meksiko, Awan Berlubang Juga Teramati di Jember

Pernah Muncul di Meksiko, Awan Berlubang Juga Teramati di Jember

Tren
Daftar 14 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong

Daftar 14 Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong

Tren
Disebut Akan Diundur, Kapan Hasil UTBK SNBT 2024 Diumumkan?

Disebut Akan Diundur, Kapan Hasil UTBK SNBT 2024 Diumumkan?

Tren
Peneliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Peneliti Ungkap Alasan Paus Orca di Eropa Sering Menyerang Kapal hingga Tenggelam

Tren
Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Daftar 27 Negara yang Menjadi Anggota Uni Eropa, Mana Saja?

Tren
Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Ini Alasan Toyota Jepang Resmi Hentikan Pengiriman dan Penjualan 3 Mobil

Tren
Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Menang Pemilu, Narendra Modi Bakal Jadi PM India 3 Periode

Tren
Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Alami Auto Brewery Syndrome, Wanita Asal Kanada Mabuk 2 Tahun meski Tak Minum Alkohol

Tren
Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Tren
Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Tren
Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com