KOMPAS.com - Sejumlah negara kini kembali dihadapkan dengan kenaikan kasus akibat varian baru, di tengah upaya mereka menuju endemi Covid-19.
Kendati demikian, kenaikan kasus tidak membuat negara-negara itu menerapkan kembali pembatasan seperti sebelumnya.
Kekebalan yang sudah terbentuk melalui vaksinasi dan infeksi Covid-19 menjadi faktor penting untuk menekan jumlah pasien dengan kondisi parah atau meninggal dunia.
Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Kamis (18/8/2022) adalah sebagai berikut:
Sementara kasus aktif secara global mencapai 19.515.667 dengan rincian 19.471.205 dalam kondisi ringan dan 44.462 di antaranya kritis.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Di Indonesia, tren kasus masih stagnan di angka ribuan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini terjadi seiring ditemukannya subvarian Omicron.
Pada Rabu (17/8/2022), Indonesia melaporkan 5.869 kasus Covid-19, sehingga total kasus mencapai 6.297.484 dengan 157.296 kematian.
Sebagian besar kasus baru yang dilaporkan berasal dari DKI Jakarta dengan 2.404 kasus dan Jawa Barat 1.071 kasus.
Kendati demikian, angka positivity rate Covid-19 di Indonesia masih berada di kisaran 9,08 persen.
Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus di suatu negara dianggap terkendali apabila angka positivity rate berada di bawah 5 persen.
Baca juga: Menilik Aturan soal Adanya Kasus Covid-19 di Sekolah, Berapa Lama KBM Diberhentikan?
Baca juga: Selain Hong Kong, Sejumlah Negara Ini Masih Melarang Masuk WNI
Beban kasus Covid-19 harian Hong Kong kembali mencapai 5.000 pada Selasa (16/8/2022), dikutip dari China Daily.
Pihak berwenang mengatakan, telah terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah kasus yang melibatkan anak-anak.
Kasus dengan subvarian Omikron BA.5 atau BA.4 yang menular juga terus meningkat dan menyumbang 24,5 persen dari infeksi baru.
"Secara global, ketika BA.5 menjadi lazim, maka dalam beberapa minggu akan terus naik dan akan menjadi subvarian utama di masyarakat karena transmisibilitasnya yang tinggi," kata petugas medis dan kesehatan dari Pusat Perlindungan Kesehatan, Albert Au Ka-wing.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.