Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Serikat Resesi, Ini Dampaknya pada Ekspor Indonesia

Kompas.com - 30/07/2022, 15:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perekonomian negara Amerika Serikat secara teknis telah dinyatakan masuk ke dalam jurang resesi.

Apa itu resesi? Berdasarkan definisi dari situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk.

Hal ini ditandai dengan adanya penurunan produk domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Baca juga: Sri Mulyani: Secara Teknis AS Masuk Resesi

Masuknya AS ke dalam jurang resesi juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara Dies Natalis ke-7 PKN STAN, Jumat (29/7/2022).

"Pagi ini membaca (berita) AS negatif growth di kuartal II, technically masuk resesi," ujar Sri Mulyani, dikutip dari Kompas.com, Jumat (29/7/2022).

Resesi Amerika Serikat

Diketahui, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2022 tercatat minus 0,9 persen. Di kuartal I-2022, perekonomian negara Adidaya itu juga tercacat minus di angka 1,6 persen.

Meski demikian, AS belum mengakui bahwa pihaknya telah resmi masuk ke dalam kondisi resesi ini.

Menteri Keuangan AS Jannet Yellen menyebut, ekonomi AS berada dalam keadaan transisi, bukan resesi.

Menurutnya, definisi resesi adalah pelemahan ekonomi yang luas, mencakup PHK besar-besaran, penutupan bisnis, pelemahan daya beli rumah tangga, dan perlambatan aktivitas sektor swasta.

“Bukan itu yang kita lihat sekarang. Ketika anda melihat ekonomi (saat ini), penciptaan lapangan kerja terus berlanjut, keuangan rumah tangga tetap kuat, belanja konsumen, dan bisnis tetap tumbuh,” kata dia seperti dikutip dari CNBC, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Dampak Resesi AS, Sri Mulyani Khawatirkan Ekspor RI Turun

 

Dampak resesi AS bagi Indonesia

Sri Mulyani menyebut pelemahan ekonomi AS akan membawa dampak negatif bagi Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (29/7/2022), dampak itu salah satunya akan sangat terlihat pada kinerja ekspor Indonesia.

Kondisi keuangan AS yang defisit pasti akan menurunkan jumlah ekspor RI ke negara yang menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia itu.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menyebut Pemerintah belum mau jemawa.

Meski dalam 6 bulan terakhir Anggaran Pemasukan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menunjukkan kondisi surplus, namun di luar sama ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi. 

"Kemarin kami di Kemenkeu sampaikan bahwa APBN sampai Juni surplus. Kami tidak jemawa. Kami tahu situasi (global) masih akan cair dan dinamis," ujar Menkeu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar 2,46 miliar dollar AS pada Juni 2022.

AS menempati posisi ketiga sebagai negara tujuan ekspor RI, berada di bawah China yang menempati posisi pertama.

Baca juga: Pengertian Apa itu Resesi dan Dampaknya

(Sumber: Kompas.com, Yolanda Artha Uly | Editor: Erlangga Djumena, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com