Usai mengadakan pengeboman di tiga kota, ketiga pesawat kembali ke Pangkalan Udara Maguwo sebelum jam 6 pagi.
Serangan udara ini mengobarkan semangat juang dan rasa percaya diri Bangsa Indonesia, di tengah gempuran Agresi Belanda I seusai Belanda mengingkari perjanjian Linggarjati pada 21 Juli 1947.
Sore harinya, pesawat P-40 Kittyhawk Belanda melakukan serangan balik dengan berondongan peluru yang menyasar Pesawat Dakota VT-CLA, pesawat yang membawa obat-obatan sumbangan dari Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia.
Akibatnya, pesawat oleng lalu jatuh di Desa Ngoto, 3 kilometer sebelah selatan Yogyakarta.
Tiga TNI gugur dalam serangan tersebut. Mereka adalah Komodor Muda Udara Adisucipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara Adisumarmo.
Gugurnya tokoh-tokoh TNI AU itu melahirkan kedukaan mendalam bagi Bangsa Indonesia.
Peristiwa inilah yang mendasari peringatan Hari Bhakti TNI Angkatan Udara yang diperingati setiap tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.