Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona 13 Juli: 3.000 Kasus Lebih di Indonesia | WHO Sebut Kasus Global Melonjak 30 Persen

Kompas.com - 13/07/2022, 07:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona penyebab Covid-19 masih melanda seluruh dunia. Penambahan kasus infeksi virus corona diketahui juga masih terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dilansir dari laman worldometers, Rabu (13/7/2022) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 562.570.150 (562 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 535.150.803 (535 juta) pasien telah sembuh, dan 6.375.947 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 21.043.400, dengan rincian 21.005.118 pasien dalam kondisi ringan dan 38.282 dalam kondisi serius.

Baca juga: Perincian Terbaru Syarat Naik Pesawat Mulai 17 Juli 2022, Apa Saja?

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 90.623.468 kasus, 1.046.482 orang meninggal, total sembuh 86.075.218
  2. India: 43.672.155 kasus, 525.474 orang meninggal, total sembuh 42.996.427
  3. Brasil: 32.940.507 kasus, 673.814 orang meninggal, total sembuh 31.257.740
  4. Perancis: 32.548.947 kasus, 150.305 orang meninggal, total sembuh 30.204.420
  5. Jerman: 29.180.489 kasus, 142.035 orang meninggal, total sembuh 27.390.700.

Catatan: data yang ditampilkan dapat berubah sewaktu-waktu.

Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?

Update virus corona di Indonesia

Salah satu penumpang, saat menerima vaksin booster atau vaksin ketiga di gerai vaksin yang dibuka oleh PT Akasapura I di Bandara Sentani Jayapura, Papua, Jumat (8/7/2022).KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Salah satu penumpang, saat menerima vaksin booster atau vaksin ketiga di gerai vaksin yang dibuka oleh PT Akasapura I di Bandara Sentani Jayapura, Papua, Jumat (8/7/2022).

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Covid-19 di Indonesia belakangan kembali mengalami peningkatan.

Hingga Selasa (12/7/2022) pukul 12.00 WIB, angka positif harian Covid-19 di Indonesia bertambah 3.361 kasus, tertinggi sejak 30 Maret.

Jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air kini menjadi 6.116.347 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah melaporkan adanya penambahan 1.780 orang. Kini total pasien sembuh 5.937.625 orang.

Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 8 orang, sehingga totalnya menjadi 156.806.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Baca juga: Penyebab Melonjaknya Kasus Covid-19 di Indonesia

Pengujian barang impor untuk Covid-19 di China

Otoritas kesehatan China mengatakan pada Selasa (12/7/2022), pemerintah daerah tidak perlu lagi menguji beberapa barang impor untuk virus corona.

Dilansir dari Channel News Asia, langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya tindakan pencegahan Covid-19 yang ketat.

China mulai menguji kemasan impor makanan dingin dan beku untuk virus corona pada Juni 2020, setelah sekelompok infeksi di antara pekerja di pasar makanan grosir di Beijing.

Enam bulan kemudian, Beijing juga menyarankan pengujian pada produk yang disimpan pada suhu ruangan.

Keputusan ini bahkan terus dilakukan meski para ilmuwan mengatakan, risiko infeksi virus korona melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi rendah.

Baca juga: Kasus Infeksi Covid-19 Melonjak, Pemerintah: Masih Terkendali

WHO sebut kasus Covid-19 melonjak 30 persen

Direktur Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan saat menghadiri konferensi pers di PBB di Jenewa, Swiss 3 Mei 2019. REUTERS/Denis Balibouse Direktur Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan saat menghadiri konferensi pers di PBB di Jenewa, Swiss 3 Mei 2019.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan, kasus Covid-19 global melonjak 30 persen dalam dua pekan terakhir.

"Sebagian besar didorong oleh Omicron BA.4, BA.5, dan garis keturunan lainnya," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr Michael J. Ryan.

"Serta pencabutan protokol kesehatan dan sosial masyarakat," ujarnya, dikutip dari laman WHO, Selasa (12/7/2022).

Peningkatan kasus ini, menurut Ryan, menjadi tekanan pada sistem kesehatan di sejumlah wilayah WHO.

Ryan menyoroti tantangan tambahan dalam respons Covid-19 yang sedang berlangsung, yakni perubahan terbaru dalam kebijakan pengujian yang menghambat deteksi kasus dan pemantauan evolusi virus.

Lalu, ketidakadilan dalam akses ke pengujian, pengurutan, vaksin, dan terapi, termasuk antivirus baru.

Baca juga: Kenapa Lambang WHO dan IDI Ular dan Tongkat? Ini Penjelasannya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Benarkah Monkeypox Disebabkan Vaksin atau Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com