Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Kembali Kereta Mak Itam, Jalur KA Sawahlunto-Muara Kalaban Diperbaiki

Kompas.com - 02/07/2022, 15:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia bersama 3 BUMN lain yaitu PT Bio Farma, PT Pupuk Indonesia, dan PT Semen Indonesia bersinergi untuk mendukung dioperasikannya kembali kereta api di jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban, Sumatera Barat.

Keempat BUMN itu bersinergi dan menggandeng pemerintah pusat maupun daerah untuk memperbaiki sarana dan prasarana perkeretaapian di sana.

Berdasarkan pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, perbaikan prasarana yang dimaksud berupa perbaikan rel sepanjang 4 kilometer, 2 buah jembatan, terowongan, persinyalan, bangunan stasiun, dan dipo.

Rel perlu diganti, diberi bantalan, dan ditambah batas supaya kereta dapat melintas dengan aman.

Untuk jembatan perlu disangga agar lebih kokoh dan dicat ulang. Sementara untuk terowongan akan dilakukan grouting atau penguatan dinding terowongan.

Semua itu digarap demi kereta api dapat melintas dengan aman di jalur tersebut.

Baca juga: Penyebab Mesin Kendaraan Bisa Mogok Saat Melintasi Rel Kereta Api

Selain itu, perbaikan juga dilakukan pada Lokomotif Uap E1060 atau biasa disebut Mak Itam, yang diprediksi akan memakan waktu selama 6 bulan.

Lokomotif Uap E1060 atau Mak Itam akan diperbaiki tekanan uap dan sistem pengeremannya.

Nantinya, lokomotif ini dapat menarik 2-3 kereta di jalur lintas Sawahlunto-Muaro Kalaban.

Pada Jumat (1/7/2022), kick off perbaikan sudah dimulai.

Kick off ini menjadi tanda dimulainya perbaikan sarana dan prasarana jalur KA Sawahlunto-Muaro Kalaban yang sarat akan potensi pariwisata. Perbaikan akan dilakukan dengan sebaik mungkin, penuh ketelitian, dan tetap mengutamakan keselamatan,” kata Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, dalam keterangan resmi dari PT KAI, Jumat (1/7/2022).

Diharapkan, perbaikan segera rampung dan KA lintas Sawahlunto-Muaro Kalaban dapat beroperasi pada Januari 2023.

Baca juga: KAI Segera Terapkan Blacklist bagi Pelaku Pelecehan Seksual di Kereta Api

Jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban

Jalur kereta Sawahlunto-Muaro Kalaban dikenal menyimpan banyak sejarah.

Sejak Juni 2019, salah satu situs yang ada di Sawahlunto telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco, yakni Situs Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.

Situs Ombilin terdiri dari 3 area yang memiliki fungsi saling terkait.

Pertama, area tambang batu bara terbuka dan jaringan tambang dalam tanah. Kedua, jaringan kereta api dengan teknik tingkat tinggi yang terdiri dari rel gigi, jembatan, dan terowongan yang menghubungkan lokasi tambang hingga pelabuhan yang membentang sepanjang 155 kilometer.

Dan terakhir, pelabuhan besar Emmahaven di pantai Samudera Hindia yang berfungsi sebagai kawasan muat-angkut batubara.

Ini adalah 1 dari 9 warisan dunia yang dimiliki Indonesia.

Baca juga: Kereta Mak Itam Akan Kembali Melaju di Atas Rel Sawahlunto-Muaro Kalaban

Tujuan

Pengoperasian kembali jalur ini bertujuan untuk mendorong perekonomian di Sumatera Barat, khususnya pascapandemi Covid-19, melalui wisata perkeretaapian.

Dengan aktifnya jalur kereta dan beroperasinya kereta Mak Itam di jalur ini, masyarakat diharapkan akan tertarik datang, berwisata, mempelajari sejarah, dan yang terpenting mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat Sumatera Barat, terutama Sawahlunto.

Direktur Operasi SIG Yosviandri mengatakan, SIG mendukung program pengoperasian kembali Kereta Api Jalur Sawahlunto – Muaro Kalaban yang telah dicanangkan oleh Kementerian BUMN dan Pemprov Sumatra Barat, melalui sinergi empat BUMN.

”Ini merupakan bagian dari menghidupkan kembali sejarah dan wisata edukasi bagi generasi muda mengenai perkeretaapian dan pertambangan batu bara. PT Semen Padang bagian dari sejarah yang menggunakan jalur kereta api Sawahlunto untuk mengangkut batu bara sebagai bahan bakar pabrik semen," kata Yosviandri.

"Kami juga berharap dengan pengoperasian kembali kereta api Kereta Api Jalur Sawahlunto-Muaro Kalaban dapat memberikan dampak positif dan memicu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan bagi masyarakat setempat,” lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com